

inNalar.com – Pembangunan 2 bendungan baru di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tengah berlangsung sebagai bagian dari upaya besar pemerintah dalam mengendalikan banjir di wilayah hilir Sungai Citarum.
Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijurey direncanakan akan menjadi kunci pencegahan banjir yang selama ini mengancam salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat.
Dengan total anggaran sebesar Rp9,2 triliun, kedua bendungan ini diharapkan memberikan manfaat yang luas, baik dari sisi pertanian, irigasi, maupun pengendalian air.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengajak masyarakat sekitar untuk mendukung pembangunan proyek besar ini.
Menurutnya, manfaat dari kedua proyek tersebut akan dirasakan oleh banyak pihak.
“Kami berharap masyarakat bisa mendukung pembangunan 2 bendungan ini, yang mana nantinya juga akan diikuti dengan pembangunan sejumlah tanggul di bagian hilirnya,” ungkap Basuki dikutip dari laman Indonesia.go.id.
Baca Juga: Bau Badan Hilang Cukup Makan Sayur dan Buah Selama 3 Hari, Begini Tips dr Zaidul Akbar
Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijurey merupakan bagian dari proyek besar yang diharapkan dapat membantu mengendalikan banjir, khususnya di wilayah hilir Sungai Citarum, serta mengoptimalkan pasokan air untuk irigasi dan kebutuhan air baku bagi masyarakat.
Pembangunan Bendungan Cibeet mencakup tiga paket pekerjaan, yang masing-masing akan dikerjakan oleh PT. Nindya Karya, PT PP, dan PT Waskita Karya.
Dengan total nilai kontrak mencapai Rp5,5 triliun, bendungan ini akan dibangun di atas lahan seluas 1.700,26 hektar yang terletak di Kecamatan Cariu dan Tanjungsari, meliputi delapan desa.
Baca Juga: 8 Makanan Ini Bisa Menurunkan Kecerdasan Anak, Salah Satunya Sering Ada di Dapur!
Diproyeksikan, proyek ini akan memiliki luas genangan 735,61 hektar dan mampu menampung volume total sebesar 97,53 juta meter kubik.
Sementara itu, Bendungan Cijurey juga akan dibangun melalui tiga paket pekerjaan oleh PT Brantas Abipraya, PT Hutama Karya, dan PT Wijaya Karya, dengan nilai kontrak sebesar Rp3,7 triliun.
Proyek ini akan mencakup lahan seluas 203,9 hektar yang tersebar di Kecamatan Sukamakmur, Cariu, dan Tanjungsari.
Baca Juga: Kebakaran Ludeskan 3 Rumah di Kampung Padat Penduduk Kota Bogor, Diduga Ini Penyebabnya
Bendungan Cijurey direncanakan memiliki volume tampung efektif 9,76 juta meter kubik dan akan mampu mengairi lahan irigasi seluas 561 hektar, serta menghasilkan air baku sebesar 0,71 meter kubik per detik dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 2×0,5 MW.
Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, kedua bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan pasokan air untuk sektor pertanian dan memenuhi kebutuhan irigasi di sekitar kawasan tersebut.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, menekankan bahwa pembangunan kedua bendungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengurangi dampak banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Baca Juga: 5 Kelompok Orang yang Dilarang Makan Nasi, Anda Termasuk? Begini Ciri-cirinya
Jarot mengungkapkan bahwa saat ini, DAS Citarum baru tereduksi sekitar 25%, dan dengan kehadiran kedua bendungan ini, diharapkan pengendalian banjir akan semakin optimal.
Bendungan Cijurey, misalnya, diproyeksikan mampu mereduksi banjir dari hulu Sungai Cihoe sebesar 59,33%, memberikan manfaat signifikan bagi daerah-daerah di sekitarnya yang selama ini rentan terhadap banjir.
Tidak hanya fokus pada pengendalian banjir dan irigasi, Bendungan Cijurey juga akan menyediakan pasokan air baku sebesar 0,71 meter kubik per detik, yang sangat penting bagi kebutuhan air bersih masyarakat di sekitarnya.
Baca Juga: Manfaat Unik Olahraga: Awet Muda Alami, 3 Emosi Bahagia Ini Muncul Setiap Lingkar Pinggang Mengecil
Selain itu, keberadaan pembangkit listrik dari tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 2×0,5 MW di Bendungan Cijurey akan menambah pasokan energi hijau di wilayah ini, mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Meski pembangunan kedua bendungan ini menawarkan banyak manfaat, proses konstruksi tentu saja tidak lepas dari tantangan, mulai dari pembebasan lahan hingga dukungan penuh dari masyarakat setempat.***