

inNalar.com – Pembangunan Bendungan Meninting yang terletak di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), diproyeksikan akan rampung pada akhir Desember 2024.
Meski sebelumnya penyelesaian Proyek Strategi Nasional (PSN) ini ditargetkan rampung pada Agustus 2024.
Megaproyek yang digarap oleh Hutama Karya melalui Joint Operation dengan mitra ini saat ini masih berada dalam penyelesaian progres fisik 87,7%, merujuk pada informasi yang disampaikan melalui keterangan tertulis dalam akun Instagram resminya.
Baca Juga: Belum Penuhi Syarat, Daerah di Kabupaten Bulungan Getol Ingin Jadi Kota Mandiri di Kalimantan Utara
Sebagai selingan informasi, proyek ini disebut tidak sesuai target dikarenakan sebelumnya harapan rampungnya adalah akhir tahun 2023, melansir dari Kementerian PUPR.
Kemudian di bulan Agustus, pihak pembangun masih berupaya menyelesaikan progres fisiknya dengan harapan akhir tahun 2024 dapat selesai sesesuai target terakhir.
Bendungan Meninting memiliki peran penting sebagai penyedia irigasi untuk 1.559,29 hektar lahan pertanian, air baku, pengendalian banjir, serta sebagai sumber energi listrik.
Selain itu, proyek ini juga telah mendapatkan penghargaan “Top Entry in Country” pada Autodesk ASEAN Innovation Awards 2023, berkat penggunaan teknologi BIM (Building Information Modeling) yang inovatif dalam proyek konstruksinya.
Megaproyek ini yang mulai dibangun pada tahun 2019, merupakan bagian dari PSN yang bertujuan mendukung ketahanan pangan dan pasokan air, khususnya di wilayah Timur Indonesia.
Terletak di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, bendungan ini memiliki kapasitas daya tampung maksimal sebesar 12,18 juta meter kubik (M3) dan mampu mereduksi banjir hingga 36 meter kubik.
Dengan ketinggian mencapai 74 meter, waduk besar ini dirancang untuk menampung air hujan dan mengurangi risiko banjir yang kerap melanda wilayah Kota Lombok.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menekankan pentingnya ketersediaan air untuk pembangunan di NTB.
Basuki berharap dengan pasokan air yang stabil dari waduk, petani yang sebelumnya hanya bisa menanam satu kali setahun, kini bisa meningkatkan produksinya hingga 2-3 kali tanam.
Selain itu, M. Asgar, PPK Bendungan Meninting dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT 1), menjelaskan bahwa waduk besar ini akan menyuplai 150 liter per detik air baku dan memiliki potensi sebagai Pembangkit Tenaga Listrik Mikrohidro sebesar 0,8 MW.
“Bendungan ini juga akan dijadikan tempat wisata dan sarana konservasi,” kata Asgar dikutip dari SDA Kementerian PUPR.
Dengan luas genangan maksimal mencapai 53 hektare, ketersediaan air di Bendungan Meninting akan mendukung pengairan ke wilayah lain seperti Lombok Tengah dan Lombok Selatan, yang selama ini kekurangan pasokan air.
Baca Juga: Disokong Rp20,7 Miliar, Jembatan Gantung Terbesar di Indramayu Bikin Pergerakan Warga Makin Gesit
Hal ini akan sangat membantu mitigasi persoalan kekeringan di Pulau Lombok.
Proyek ini diperkirakan menelan biaya sebesar Rp1,4 triliun. Meski target penyelesaiannya molor, pemerintah optimis bahwa proyek ini akan selesai pada akhir tahun 2024.
Kendala yang dihadapi dalam pembangunan termasuk pembebasan lahan dan longsor yang sering terjadi akibat tingginya curah hujan di area pembangunan.
Longsor ini menjadi tantangan besar karena tanah di lokasi masih belum sepenuhnya padat, sehingga memperlambat pekerjaan konstruksi.
Dengan segala tantangan tersebut, Bendungan Meninting diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam penanganan banjir.
Tak hanya itu, tetapi juga penyediaan air baku, hingga pengembangan energi terbarukan di wilayah Lombok Barat.***