

inNalar.com – Pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran di Pleret, Bantul, DIY, sempat terhenti dan menimbulkan kekhawatiran banyak pihak.
Proyek yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis sampah di DIY ini kini mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan, dengan target operasional pada Juni 2024.
ITF Bawuran diproyeksikan mampu menerima hingga 70 ton sampah per hari dan mengolah 50 ton di antaranya.
Baca Juga: Istimewa! Proyek Jalan Sleman-Gunungkidul Senilai Rp500 Miliar Tak Hanya Didanai APBN
Saat ini, DIY berada dalam kondisi darurat sampah akibat TPST Piyungan yang tak lagi mampu menampung limbah, sehingga keberadaan ITF Bawuran sangat mendesak.
Namun, proyek ini mengalami keterlambatan dalam penyelesaian.
Peralatan dan mesin pengolah sampah yang sudah ada di lokasi proyek bahkan hanya ditutup spanduk saat hujan, menunjukkan bahwa proses konstruksi belum berjalan optimal.
Bambang Purwadi Nugroho, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, menyatakan pihaknya terus mendesak Perumda Aneka Dharma agar mempercepat pembangunan.
Jika proyek ini terus tertunda, risiko kerusakan peralatan akan meningkat, menghambat operasional di masa mendatang.
Proyek ITF Bawuran sejatinya mendapat alokasi dana APBD sebesar Rp17 miliar. Namun, hingga saat ini dana tersebut belum digunakan sama sekali.
Yuli Budi Sasangka, Direktur Perumda Aneka Dharma, menyebutkan bahwa proyek ini masih menunggu pendanaan dari investor swasta.
Pihaknya optimis pendanaan tersebut dapat segera terealisasi.
Di sisi lain, Sekda DIY Beny Suharsono, memastikan bahwa proyek pengolahan sampah ini tidak akan mangkrak.
Ia menyatakan bahwa pihak pengelola sedang menunggu kucuran dana investor untuk pembangunan tahap yang kedua.
Beny juga menjelaskan jika proyek pembangunan ITF Bawuran ini membutuhkan proses yang panjang mengingat kapasistas pengolahan sampahnya yang cukup besar.
Setali tiga uang, Sekretaris Daerah Bantul, Agus Budi Raharja, menambahkan bahwa Perumda Aneka Dharma telah menandatangani MoU dengan PT Dhaha Putra Dewa dalam skema Kerja Sama Operasi (KSO) untuk mengamankan investasi dalam pembangunan proyek ini.
Diharapkan, ITF Bawuran segera rampung dan membantu mengatasi masalah sampah di Bantul dan sekitarnya.
Sebagai informasi, ITF sendiri adalah fasilitas pengolahan sampah untuk mereduksi jumlah sampah sebelum dpindahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Tak hanya mereduksi jumlah sampah, ITF sendiri akan menghasil energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Sehingga banyak yang berharap hadirnya ITF di DIY bisa membantu mengendalikan jumlah sampah yang semakin hari semakin tak terbendung di wilayah ini.***