

inNalar.com – Halloween merupakan salah satu perayaan yang paling ditunggu-tunggu pada setiap tahunnya. Bahkan di beberapa negara Halloween menjadi hari libur dan festival yang meriah.
Awal mula perayaan Halloween diperkirakan berasal dari festival orang-orang Celtic di Eropa sekitar kurang lebih 2000 tahun yang lalu.
Setiap tanggal 1 November orang-orang merayakan festival tahun baru mereka yang disebut festival Samhain yang memilki arti akhir musim panas. Yang menandai berakhir nya musim panen dan datang nya musim dingin.
Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang Diperingati 24 Oktober
Orang-orang mengidentikan musim dingin dengan kematian, sehingga mereka percaya ketika malam musim panas berakhir tabir antara dunia manusia dengan dunia roh menjadi tipis.
Maka pada malem tersebut seseorang yang sudah mati dapat menyebrang ke dunia manusia dan berinteraksi dengan orang yang masih hidup.
Kepercayaan ini mirip dengan festival El Dia de los Muertos di mexico. Yang dimana orang-orang menyambut kembali anggota keluarga yang terlah meninggal dengan berpesta, karena mereka yakin bahwa pada saat tersebut anggota keluarga mereka ikut berinteraksi sebelum kembali ke dunia roh.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan di Balik Sifat Pendiam Teman dan Keluarga, Kamu Nggak Bakalan Nyangka!
Kembali pada perayaan Samhain, pada perayaan ini orang-orang akan mngitari api unggun sembari menari-nari sebagai bentuk perayaan atas panen mereka.
Mereka juga berkumpul dan melakukan persembahan hasil panen dan ternak mereka kepada dewa yang mereka percaya dengan membakar tanaman hasil panen maupun hewan ternak tersebut.
Pada perayaan ini orang-orang celtic juga menghitamkan wajah mereka dengan abu sisa api unggun dengan tujuan perlindungan dari roh jahat yang juga ikut datang ke dunia manusia.
Baca Juga: Jangan Salah, Bersikap Terlalu Baik Membuat Anda Tidak Disukai Orang Lain, Begini Penjelasannya
Lambat laun penggunaan abu sebagai perlindungan ini bergeser menjadi menggunakan topeng dan kostum dari kulit binatang.
Tradisi ini terus ada dan dilakukan bangsa Celtic hingga kedatangan romawi. Kekuasaan rowami di wilayah celtic berlangsung hingga 400 tahun sehingga pencampuran budaya pun terjadi.
Pada tanggal 13 Mei 609 Pope Bonaface IV mendirikan Phanteon di Roma untuk menghormati para martir kristiani, dan hari tersebut dikenal sebagai All Saint’s Day atau All Hallows’ Day yang kemudian dipindahkan ke tanggal 1 November pada abab ke-8.
Pada hari All Hallows’ Day orang-orang kristian barat melakukan penghormatan kepada orang suci dan berdoa untuk orang-orang yang telah meninggal.
Pada abad ke-9 orang-orang kritiani mulai memasuki wilayah Celtic yang membuat terjadi lagi pencampuran budaya. Festival Samhain ini melebur dengan All Hallows’ Day menjadi All Hallows’s Evening.
All Hallows’s Evening pelan-pelan mengalami pegeseran menjadi Halloween dan festival yang awalnya ditujukan kepada dewa, kini ditujukan pada saint atau orang suci. Budaya Halloween ini akhirnya tersebar keseluruh daerah jajahan romawi disekitar Britania dan Irlandia.
Salah satu bagian penting dalam perayaan Halloween ini, adalah istilah trick or treat yaitu ketika anak-anak mendatangi rumah-rumah sembari meneriakan trick or treat untuk mendapatkan permen.
Pada awalnya trick or treat berasal dari tradisi kue yang disebut kue jiwa pada festival All Soul Day di Inggris. Yang merupakan hari kedua setelah perayaan All Hallows’ Day. Festival All Soul Day ini merupakan bentuk penghormatan terhadap roh orang-orang yang telah meninggal.
Pada perayaan ini biasanya orang-orang yang kurang beruntung akan mendatangi rumah-rumah untuk mendapatkan soul cake atau kue jiwa sebagai ganti imbalan doa untuk orang yang telah meninggal. Lalu tradisi ini berkembang menjadi anak-anak lah yang akan berkujungi rumah-rumah untuk mendapatkan camilan, uang, atau minuman.
Cikal bakal perayaan Haloween yang kita kenal pada masa ini dimulai dari datangnya para imigran asal Irlandia ke Amerika Serikat ketika terjadi peristiwa Kelaparan Hebat di Irlandia pada saat itu.
Orang-orang Irlandia yang menganut kepercayaan Khatolik akhirnya melanjutkan tradisi All Hallows’ Evening atau Halloween mereka yang lama kelamaan melebur dengan perayaan All Soul Day.***