

inNalar.com – Puasa Ramadhan merupakan ibadah di bulan suci yang diwajibkan bagi kaum Muslim. Tentunya, dalam melaksanakan kewajiban ini ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Apa sajakah itu? Simak penjelasan berikut ini.
Dalam suatu pengajian yang diambil videonya melalui channel YouTube Muslimah Hijrah ID, Ustadz Adi Hidayat mengatakan, “Syarat wajib puasa Ramadhan itu cuma ada dua dan syarat sah ada tiga, serta syarat yang bersamaan.”
Dalam penuturan Ustadz Ali Hidayat tersebut, berikut uraian lebih lanjutnya.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 23 Resmi Dibuka, Ada 500 Ribu Kuota untuk Minggu Pertama, Buruan Daftar!
Jadi, dijelaskan oleh beliau berdasarkan Qur’an dan hadist, bahwa syarat wajib puasa Ramadhan, yaitu baligh dan mampu. Artinya, mereka yang belum sampai usia baligh seperti anak kecil tidak ada kewajiban untuk berpuasa Ramadhan.
Sedangkan syarat wajib puasa selanjutnya adalah orang yang berpuasa harus dalam keadaan mampu untuk melaksanakannya. Allah SWT mewajibkan puasa bagi orang yang mampu melakukannya. Orang tua yang sudah lemah atau jompo yang tidak memungkinkan untuk berpuasa maka boleh meninggalkannya. Namun, wajib menggantinya dengan membayar fidyah.
Lalu syarat sah puasa Ramadhan ada tiga, yaitu beragama Islam, memasuki waktu puasa Ramadhan, dan berniat dengan ikhlas untuk berpuasa. Memasuki waktu puasa, artinya puasa Ramadhan wajib dilaksanakan di bulan suci Ramadhan dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Cukup itu dan tidak perlu dilebihkan.
Kemudian Ustadz Ali Hidayat juga menyampaikan ada 2 golongan orang yang tidak wajib dan tidak sah untuk berpuasa, yang pertama orang yang tidak waras atau hilag akalnya. Golongan ini apabila belum sembuh total, ibadahnya tidak dinilai pahala dan maksiat pun tidak dicatat dosa.
Yang kedua, orang yang tidur dan atau sedang koma. Orang yang tertidur atau keadaan koma tidak berlaku kewajiban untuk menunaikan puasa Ramadhan sampai dengan mereka tersadar atau bangun.
Sedangkan khusus untuk perempuan, mereka yang tidak memenuhi syarat wajib dan syarat sah ialah mereka yang sedang dalam keadaan haid dan nifas.
Baca Juga: Bayern Munchen Nyaris Kalah dari RB Salzburg di Liga Champions 2022, Kingsley Coman Pahlawan!
Meskipun tidak melakukan ibadah puasa, amalan akan terus mengalir bagi mereka yang selama keadaan suci (tidak haid maupun nifas) mengerjakan amalan-amalan shalih. Maka Allah SWT Maha Mengetahui dan menilai setiap perbuatan baik.
Jadi, jangan lupa untuk terus berusaha berbuat baik dan mengamalkan perintah-perintah Allah SWT dalam keadaan apapun.***