Mengulik Kegiatan Pariwisata Masa Kolonial, Ternyata Sudah Dikenal Biro Perjalanan Wisata

inNalar.com – Kegiatan pariwisata sudah dikenal sejak zaman kerajaan bahkan ketika masa praaksara, namun pariwisata modern di Indonesia mulai dikenal semenjak pendudukan pihak kolonial  di Hindia-Belanda. 

Kedatangannya orang asing di tanah jajahan membawa rasa penasaran mereka terhadap peninggalan kepurbakalaan, keindahan alam maupun seni budaya yang ada di Hindia Belanda.

Sehingga pada masa ini, kegiatan kepariwisataan didominasi oleh pejabat pemerintahan, missionaris ataupun swasta yang membuka usaha perkebunan di daerah-daerah pedalaman, mereka melakukan eksplorasi yang bertujuan untuk ilmu pengetahuan ataupun sekedar refreshing.

Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Disebut Pakar Hukum Internasional dapat Berhenti Asalkan Satu Hal Ini

Kegiatan pariwisata pada pada masa kolonial adalah hal yang lumrah, walaupun kunjungan wisatawan mancanegara ke Hindia Belanda masih terbatas dari segi kuantitasnya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor belum memadahinya sarana prasarana dan transportasi penunjang. Selain itu, pemerintah kolonial memang sengaja menutupi keberadaan Hindia Belanda, agar tidak menimbulkan ketertarikan bangsa lainnya terhadap kekayaan yang ada di negeri jajahannya tersebut.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pariwisata juga merupakan salah satu gerbang utama pemasukan pemerintah.

Baca Juga: Wajib Dikomsumsi Ketika Sahur, Simak 6 Manfaat Buah Kurma, Salah Satunya Sumber Energi

Pada tahun 1897, tercatat seorang wisatawan mancanegara berkebangsaan Amerika bernama Eliza Ruhamah Scidmore. Ia mengunjungi Hindia-Belanda sebagaimana tertulis dalam bukunya yang berjudul “Java, The Garden of The East”, ia menjelaskan mengenai kunjungannya sewaktu travelling di Jawa.

Kemudian karena pada akhir abad ke-19 pariwisata di Hindia-Belanda terus mengalami perkembangan, maka dibentuklah suatu organisasi dan publikasi kepariwisataan bernama Vereeniging voor Toeristen Verker (VTV) yang dibentuk pada tahun 1910 oleh Jendral A. W. F Idenburg.

VTV merupakan badan resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur regulasi kegiatan kepariwisataan Hindia Belanda. VTV juga berfungsi sebagai biro perjalanan resmi atau oficieel toeristen bureun, kantor VTV berada di jalan Rijswisk 11.

Baca Juga: Beberapa Makanan yang Enak Dimakan Saat Batuk

Dari VTV dapat diperoleh bahan-bahan informasi wisata berupa brosur dan buku penuntun wisata (guide book) berisi wisata di daerah Lombok, Bali, Jawa dan pulau lainnya.

Informasi mengenai pariwisata tidak hanya bisa didapat dari VTV saja, Kantor Informasi Wisata Garut misalnya juga menerbitkan Java Tourist Guide yang berisi jadwal kereta api ekspres, destinasi wisata, berita-berita Garut, kosakata bahasa Indonesia yang berhubungan dengan wisata, nilai tukar mata uang, rekomendasi hotel dan lainnya.

Berkembangnya pariwisata juga merupakan masa-masa pertumbuhan hotel di Indonesia, meskipun terbatas, pada abad ke-19 mulai dibangun beberapa hotel antara lain Hotel Des Indes, Hotel Royal, Hotel Rijswijk di Batavia, Hotel Grand Inna di Yogyakarta serta hotel Oranye dan Sarkies di Surabaya.

Baca Juga: Cara Mencatat Materi Perkuliahan yang Mudah Dipahami Mahasiswa, Dijamin Nggak Bakal Ada yang Terlewat

Berkaitan dengan perkembangan kegiatan wisata ke Hindia-Belanda, sebuah perusahaan perjalanan Belanda Lissonne Lindemann membuka cabang di Batavia pada tahun 1926, dan mendirikan cabang yang bernama Nitour (Nederlands Indische Toerism Bureau).

Nitour merupakan anak perusahaan dari tiga perusahaan yaitu Maskapai Pelayaran Kerajaan Belanda, Maskapai Penerbangan Kerajaan Belanda, dan Perusahaan Pelayaran Kerajaan asing lainnya.***

 

Rekomendasi