Delegasi Rusia dan Ukraina Sudah Melakukan Perundingan Selama 5 Jam, Bagaimana Hasilnya?

inNalar.com – Pihak Rusia dan Ukraina dilaporkan telah melakukan sebuah perundingan untuk segera melakukan gencatan senjata.

Dalam meja perundingan tersebut juga hadir beberapa delegasi dari masing-masing kedua belah pihak.

Tujuannya adalah untuk secepatnya menemukan titik temu sebagai akhir atau berlanjutnya konflik panas antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Negara-Negara Ini Siap Beri Dukungan Senjata untuk Ukraina, Ada yang Kirim Senjata Mematikan

Dilansir inNalar.com dari artikel Pikiran-Rakyat.com yang berjudul 5 Jam Pertemuan, Negosiasi Rusia-Ukraina Berakhir, Gencatan Senjata?, pertemuan itu berlangsung selama lima jam.

Kedua belah pihak sudah dianggap menemukan dan menyimpulkan hasil dari perundingan tersebut.

“Mereka telah menyimpulkan,” kata sumber itu.

Para peserta pertemuan diharapkan memberikan komentar kepada media tentang hasil negosiasi.

Sebelumnya, Ajudan Presiden Vladimir Putin, Medinsky adalah yang memimpin delegasi Rusia.

Termasuk di dalamnya ada Wakil Menteri Luar Negeri Andrey Rudenko, Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin dan Ketua Komite Duma Negara untuk Urusan Internasional Leonid Slutsky.

Baca Juga: Intelijen Rusia Diketahui Pernah Susupi TNI Angkatan Laut dan Curi Dokumen Penting, Berikut ini Kisahnya

Di pihak Ukraina ada Menteri Pertahanan, Alexey Reznikov yang hadir sebagai pemimpin delegasi.

Kemudian ada Penasihat Kantor Kepresidenan Ukraina, Mikhail Podolyak, Kepala faksi “Hamba Rakyat” David Arakhamia, Wakil Kepala Pertama delegasi Ukraina di Grup Kontak tentang pengaturan situasi di Donbass Andrey Kostin, legislator Ukraina Rustem Umerov dan Wakil Menteri Luar Negeri Nikolay Tochitsky.

Medinsky mengatakan sebelumnya bahwa delegasi Rusia bersedia untuk bernegosiasi dengan pihak Ukraina selama diperlukan untuk mencapai kesepakatan.

Dia juga mengatakan bahwa pertemuan itu ditunda beberapa kali tadi malam, tempatnya diatur ulang, dan sebagai hasilnya, opsi asli dipilih, Wilayah Gomel dekat perbatasan Ukraina.

Sementara itu, dalam upaya perundingan antara Rusia dan Ukraina, Presiden Vladimir Putin mengajukan syarat yang dinilai sangat cerdas.

Sebagai penilaian untuk gencatan senjata, Putin meminta ada yang bertanggung jawab atas korban sipil Ukraina yang dijadikan tameng hidup menghadapi militer Rusia.

Rupanya, dalam perundingan tersebut Putin tidak berpijak pada kepentingan Rusia saja.

Baca Juga: Kota Serang Dilanda Banjir 5 Meter, 22 Titik Terendam, Simak Penyebabnya

Dikatakan Putin, sejak awal Rusia menyatakan perang dengan strategi presisi, yakni hanya mengincar pangkalan militer Ukraina, tidak dengan sipil.

Akan tetapi pada kenyataannya, ada sipil Ukraina yang menjadi korban dalam serangan tersebut, Putin menyebut jika mereka dijadikan tameng oleh rezim.

Putin mengatakan, jika peperangan bukan wilayah sipil meski itu jadi kewajiban setiap warga negara.

Akan tetapi pemimpin dan panglima terbaik, akan memaksimalkan kekuatan militernya untuk bertahan, bukan menyeret rakyat pada zona perang.

Sementara itu, Putin pun membeberkan apa yang harus dilakukan Ukraina dan Barat jika ingin peperangan dihentikan.***(Rizki Laelani/Pikiran-Rakyat.com)

Rekomendasi