Fakta Unik Warga Sumenep yang Lebih Suka Tidur di Atas Pasir, Begini Penjelasannya

inNalar.com Kebiasan tidur di atas pasir adalah hal biasa bagi warga desa di Sumenep Madura. Tradisi unik ini sudah berlangsung lama di desa Legung Timur, Kabupaten Sumenep, Madura.

Tradisi tidur di atas pasir menjadi kearifan lokal yang diwariskan warga sumenep sejak zaman nenek moyang.

Warga mengklaim beberapa alasan untuk melestarikan tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun lalu ini.

Baca Juga: Cantik Eksotis! Standar Kecantikan Wanita di Desa Mentawai, Sumatera Barat Ini Sungguh Tak Biasa

Berada di perkampungan pesisir pulau garam membuat warga nyaman merasa tidur di pasir.

Disore hari setelah matahari tenggelam, warga akan tidur di depan rumah untuk mendapat sensasi dingin dari pasir.

Warga mengaku kegiatan tidur di atas pasir disaat sore dan malam hari untuk mengakali cuaca Madura yang cukup panas.

Baca Juga: Tenang dan Bebas Sampah, Desa di Dolomites Italia Ini Bak Surga Tersembunyi

Salah seorang warga Desa setempat mengaku senang lantaran kulitnya seakan seperti dimandikan oleh pasir tersebut. 

Selain dingin, warga juga percaya bahwa tidur di atas pasir dapat bermanfaat bagi kesehatan.

Warga merasa tidur di atas pasir dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Baca Juga: Arborek, Desa Wisata Tersembunyi di Raja Ampat dengan Keindahan Laut yang Membius Mata

Percaya akan kesehatan itulah yang membuat sebagian besar kegiatan warga dilakukan di atas pasir, meskipun mereka mampu membeli kasur.

Bahkan di depan rumah warga sebagian besar terdapat semacam teras khusus yang beralaskan pasir.

Meskipun lebih suka tidur di atas pasir, tapi pasir yang digunakan untuk tidur bukan sembarang pasir. Sebelum digunakan, pasir yang berasal dari pinggir pantai akan melalui proses penyaringan.

Pasir disaring untuk menghilangkan batu dan kotoran yang dianggap dapat memvahayakan kulit.

Pasir akan diganti dengan yang baru setelah digunakan beberapa waktu. Warga akan langsung menggantinya jika merasa pasir sudah terasa kotor.

Selain tidur di atas pasir, para Ibu di Desa Sumenap juga merasa lebih nyaman melahirkan di atas pasir.

Sebelum menjadi kebiasaan, kegiatan melahirkan di atas pasir sempat menuai protes oleh petugas kesehatan setempat.

Perselisihan melahirkan di atas pasir selesai begitu saja. Sehingga sampai kini, para Ibu masih melahirkan di atas pasir.

Terlepas dari khasiat yang dipercaya masyarakat Sumenap setempat, pasir telah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan warga setempat.

Kearifan yang tak hilang akibat perkembangan zaman ini masih terus berlanjut sampai kini. Meskipun tak ada yang tau kapan pastinya kebiasaan ini bermula.*** (Aprina Damayanti)

Rekomendasi