

inNalar – Pemerintah Indonesia melalui proyek Bendungan Lau Simeme di Deli Serdang, Sumatera Utara, membangun infrastruktur besar yang diklaim mampu mengurangi banjir di wilayah Medan hingga 40%.
Bendungan yang menelan biaya Rp 1,76 triliun ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2024 dan menjadi bendungan ke-47 yang diresmikannya, namun baru diproyeksikan beroperasi penuh pada masa pemerintahan Prabowo.
Bendungan Lau Simeme berdiri di atas lahan seluas 125 hektare dengan kapasitas tampung hingga 21 juta meter kubik air dan tinggi 69 meter.
Fasilitas tersebut dirancang untuk menahan limpasan air dari dua sungai besar di Medan, yaitu Sungai Deli dan Sungai Sei Sikambing, yang kerap menjadi sumber banjir parah, terutama saat curah hujan tinggi.
Dengan konstruksi sedemikian rupa, bendungan diharapkan mampu mereduksi aliran air berlebih yang masuk ke sungai-sungai tersebut, sehingga mengurangi frekuensi dan dampak banjir di kawasan Medan.
Selain fungsi utamanya sebagai pengendali banjir, Bendungan Lau Simeme juga berperan sebagai penyedia air baku yang mampu memasok hingga 2.850 liter per detik untuk kebutuhan warga di Medan dan Deli Serdang.
Baca Juga: Tak Pernah Terekspos! Ini Daftar 7 Suku Paling Misterius di Indonesia: Nomor 1 Ada di Sumatera Barat
Bendungan Lau Simeme juga mendukung irigasi seluas 289 hektare lahan pertanian di sekitarnya dan menyediakan energi listrik sebesar 1 MW, sehingga dapat mendorong kesejahteraan ekonomi di kawasan tersebut.
Sebagai informasi, pembangunan megastruktur bendungan senilai Rp 1,76 Triliun ini melibatkan dua konsorsium besar, yaitu PT Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa (KSO) untuk paket pertama, serta PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Andesmont Sakti (KSO) untuk paket kedua.
Dengan desain arsitektur yang menarik, Bendungan Lau Simeme juga menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat Sumatera Utara, membuka peluang ekonomi tambahan dari sektor pariwisata.
Baca Juga: Keren! Warga Kampung di Pedalaman Papua Setiap Hari Makan Gratis, Ternyata Ada Rahasianya
Sumatera Utara, khususnya kota Medan, termasuk wilayah yang rentan banjir, seperti yang terjadi pada 2022 di mana banjir menyebabkan Sungai Sikambing dan Sei Selayang meluap, merendam rumah-rumah warga dan menghambat aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan laporan Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia adalah salah satu negara dengan risiko banjir tinggi, yang sering disebabkan oleh berkurangnya hutan, minimnya daerah resapan air, dan masalah sampah.
Dengan rampungnya Bendungan Lau Simeme, pemerintah berharap masyarakat juga turut menjaga dan memelihara infrastruktur ini agar dapat berfungsi optimal.
Baca Juga: Viral, Kampung Vietnam Tersembunyi 20 Tahun di Tengah Hutan Belantara Kabupaten Cianjur
Bendungan ini menjadi bukti nyata upaya serius dalam pengendalian banjir di Sumatera Utara, yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan lingkungan sekaligus memperkuat sektor ekonomi di daerah tersebut.
Dengan adanya bendungan ini diharapkan mampu memberi suplai air baku kepada masyarakat Medan dan Deli Serdang berjumlah kurang lebih 600 ribu jiwa.
Bendungan Lau Simeme merupakan salah satu proyrk startegis nasional (PSN) yang dibuat oleh Pak Jokowi selama menjabat menjadi presiden. (***Gebriel Hemas)