Dawet Sambal, Kuliner Unik dan Langka dari Kulon Progo, Yogyakarta: Wajib Coba!

inNalar.com – Indonesia mempunyai beragam kuliner khas daerah yang menawarkan keunikannya masing-masing.

Salah satunya adalah dawet sambal, sajian khas dari Kulon Progo, Yogyakarta, atau lebih tepatnya di daerah Jatimulyo, Girimulyo.

Berbeda dengan dawet atau cendol pada umumnya yang memiliki rasa manis dan dingin, dawet sambal ini menawarkan kombinasi rasa yang unik.

Baca Juga: Terbesar se-Sumatera Utara? Megaproyek Bendungan Senilai Rp 1,76 Triliun di Deli Serdang Ini Baru Bisa Beroperasi Penuh pada Masa Prabowo

Minuman tradisional yang seharusnya dicampur dengan santan dan gula merah ini justru disajikan dengan sambal kelapa, menciptakan perpaduan antara rasa manis, gurih, dan pedas.

Makanan ini sudah menjadi warisan budaya tak benda yang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Hal tersebut dapat mempertegas nilai historis dan budaya dari sajian unik ini.

Baca Juga: Pesaing Gen Halilintar! Seorang Bapak di Lereng Gunung Papandayan Garut Wariskan Keturunan hingga 43 Cucu

Makanan ini memiliki kisah menurut cerita warga Kulon Progo.

Dahulu leluhur mereka yang berjualan pecel dan dawet pada acara-acara pentas mendapat sebuah saran dari seorang pembeli untuk mencoba mencampur dawetnya dengan pecel.

Saat dicoba, ternyata campuran ini banyak disukai oleh pelanggan, sehingga permintaan meningkat.

Baca Juga: Tak Pernah Terekspos! Ini Daftar 7 Suku Paling Misterius di Indonesia: Nomor 1 Ada di Sumatera Barat

Dari sinilah muncul kreasi unik dawet sambal, yang kemudian populer di desa Jatimulyo dan sekitarnya, dikenal juga sebagai dawet pecel.

Salah satu tempat makan legendaris di daerah tersebut adalah warung milik Nyi Ponirah.

Tempat ini terkenal dengan keasliannya dalam menyajikan dawet sambal sejak lebih dari 70 tahun yang lalu.

Baca Juga: Keren! Warga Kampung di Pedalaman Papua Setiap Hari Makan Gratis, Ternyata Ada Rahasianya

Bahkan, sampai hari ini, Nyi Ponirah dan keluarganya masih terus melayani para pengunjung dan memenuhi pesanan hingga ratusan porsi setiap minggunya.

Harga dawet sambal sangat terjangkau, hanya sekitar Rp5.000,- per porsi di rumah atau Rp3.000,- di pasar.

Pembuatan dawet di sini masih mempertahankan cara-cara tradisional.

Baca Juga: Viral, Kampung Vietnam Tersembunyi 20 Tahun di Tengah Hutan Belantara Kabupaten Cianjur

Tepung aren dicampur dan diaduk hingga mengental sebelum dicetak menjadi bulatan-bulatan cendol yang tidak berwarna.

Alih-alih menggunakan gula merah cair dan santan, dawet ini disajikan dengan sambal kelapa yang telah ditumbuk bersama cabai, sehingga rasa pedas dan gurih yang dihasilkan menambah daya tarik tersendiri.

Tak heran jika banyak orang yang penasaran saat pertama kali mencicipinya, termasuk mereka yang terbiasa dengan kuliner khas Jawa yang manis.

Sensasi makan dawet sambal tak hanya berasal dari keunikan rasanya, tetapi juga dari kesederhanaan penyajiannya yang “nabrak” berbagai rasa.

Di dalam satu suapan, Anda akan merasakan pedasnya sambal kelapa yang bercampur dengan gurihnya bawang goreng dan manisnya cendol.

Bagi lidah yang belum terbiasa, sensasi rasa ini mungkin mengejutkan, namun hal inilah yang menjadikan dawet sambal berbeda dan wajib untuk dicoba.

Sebagai bagian dari budaya Kulon Progo, keunikan kuliner seperti ini seharusnya terus dilestarikan.

Kuliner ini tak hanya menawarkan rasa, tetapi juga sejarah, cerita, dan kearifan lokal yang tidak ternilai.

Sehingga bagi Anda yang berkunjung ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi salah satu kuliner yang khas dan langka ini.***(Dea Fransisca)

 

Rekomendasi