

inNalar.com – Menyusuri serpihan surga dunia di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Desa wisata Rammang-rammang Kecamatan Bontoa sebagai desa wisata pegunungan karst terbesar di dunia.
Lokasi Desa Wisata Rammang-Rammang ini ada di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Jika berangkat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, kurang lebih dapat hanya dalam 1 jam perjalanan.
Jika berangkat dari pusat kota Makassar, dapat ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan dengan jarak sekitar 45 kilometer.
Destinasi Wisata Rammang-rammang menawarkan panorama yang begitu indah dari gugusan pegunungan karst yang terlihat sangat gagah. Tak tanggung-tanggung, pegunungan ini adalah salah satu gugusan karst termegah ketiga di dunia.
Rangkaian pegunungan karst ini menjadi rangkaian pegunungan karst terbesar ketiga di dunia setelah Chilind di China dan Tsingy yang terletak di Madagaskar.
Tak hanya itu, desa ini dinobatkan sebagai desa wisata terbaik dan desa wisata berkelas dunia. Sekaligus penerima Anugerah desa wisata Indonesia tahun 2023.
Baca Juga: Langka! Suku Tertua di Kalimantan Tengah Ini Punya Ritual Sakral Pelepas Gelar Janda Duda
Kawasan karst ini berada di sebelah utara Kota Makassar, berjarak 42,30 km.
Pegunungan karst menjadi salah satu formasi geologi yang menakjubkan dan begitu rumit, Ia menyimpan nilai ekologis yang penting bagi wilayah di sekitarnya.
Bukan sekadar menengok keindahan geologinya, Rammang-Rammang, Maros juga menyuguhkan keanekaragaman hayati yang begitu cantik. Bahkan, wilayah ini menjadi rumah bagi beberapa spesies langka dan endemik.
Baca Juga: Satu-Satunya di Indonesia! Warga Desa Unik di Kalimantan Timur Ini Hidupnya Gak Napak Tanah
Di pegunungan karst, ada lebih dari 300 spesies burung tercatat berada di daerah ini. Para pengamat burung menjadikan kawasan ini bak surga dunia.
Masih dengan keindahannya, air terjun yang mempesona juga dapat ditemukan di beberapa tempat di sekitar Desa Rammang-Rammang ini.
Pengunjung dari kawasan karst ini semakin ramai tiap waktunya. Kita dapat memanjakan mata dengan pemandangan yang memukau, menjelajahi gua-gua, trekking dan hiking melalui lembah-lembah, dan berlayar di sungai-sungai yang begitu jernih.
Baca Juga: Terpencil di KM 0 RI, Pulau Terluar Sulawesi Utara Ini Pernah Jadi Rebutan Filipina-Malaysia
Di kawasan ini terdapat sekitar 1.250 gua bersejarah, 1.340 flora dan fauna serta 123 kebudayaan masyarakat lokal.
Mengunjungi desa-desa sekitar Rammang-Rammang ini juga dapat menjadi opsi dalam berwisata. Kita dapat berinteraksi langsung dengan suku Bugis yang tinggal di daerah ini.
Kampung Berua sebagai ikon dari Kawasan Wisata di Maros, Sulawesi Selatan ini. Kampung ini memiliki suasana yang begitu khas, pemandangannya indah dan begitu asri.
Kita di sana dapat mempelajari budaya mereka, mencoba aneka macam makanan tradisional, dan mempelajari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
Untuk sampai ke kampung yang iconic di Rammang-Rammang ini, satu-satunya jalur yang tersedia adalah dengan menyusuri sungai Puteh. Umumnya, pengunjung akan disediakan perahu sewaan oleh masyarakat setempat.
Tak jauh dari sungai Puteh, terdapat sebuah danau yang sering disebut danau Bidadari. Warga setempat percaya bahwa tempat ini merupakan tempat mandi dan berkumpulnya para bidadari. Danau Bidadari ini dikelilingi dinding karst setinggi 5-6 meter.
Baca Juga: Salah Tapak Pindah Alam! Desa Terpencil Klaten Ini Bertengger di Tengah Jurang Setinggi 1.158 Mdpl
Selain menikmati keindahan dan mempelajari kehidupan masyarakat setempat. Pengunjung juga dapat belajar terkait sejarah peninggalan para pendahulu di wilayah ini.
Area pegunungan karst menyimpan banyak jejak kehidupan prasejarah di masa lampau. Telah ditemukan jejak peradaban tertua di dunia di wilayah ini yang setelah diteliti, telah berusia hingga 40.000 tahun.
Di dalam Gua Purba yang ada di wilayah wisata ini, kita juga dapat melihat berbagai artefak peninggalan zaman prasejarah seperti artefak batu, lukisan masa lampau, dll.
Dengan segala keindahan dan segudang sejarah di dalamnya. Tidak heran, kawasan desa wisata ini bahkan mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia (World heritage site).*** (Aliya Farras Prastina)