Danau Kelimutu, Telaga Tiga Warna di Nusa Tenggara Timur yang Indah Tapi Penuh Misteri

inNalar.com – Banyak sekali telaga yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah Danau Kelimutu di Flores, Nusa Tenggara Timur yang indah sekaligus menyimpan cerita mistis.

Danau menjadi salah satu pilihan bagi beberapa orang untuk berlibur. Salah satu yang paling terkena, yaitu Telaga Kelimutu.

Danau Kelimutu pertama kali ditemukan pada tahun 1915 oleh orang Belanda bernama Lio Van Such Telen.

Baca Juga: Warga Gunungkidul Heboh! Goa Cantik Berusia Ribuan Tahun Ditemukan Saat Garap Proyek JJLS

Telaga yang berada di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini terletak di Kabupaten Ende.

Jarak dari Kota Ende menuju lokasi alam yang cantik ini adalah 65 kilometer dari Bandara H. Hasan Aroeboesman.

Kemudian dari Kota Ende, pengunjung bisa menaiki moda kendaraan mobil menuju Desa Moni. Lalu, dari Desa Moni ke Taman Nasional Kelimutu ditempuh 30 menit dengan jalan kaki.

Baca Juga: Lewati Medan Ekstrem Pegunungan Purbalingga, Ada Warung Tertinggi di Jawa Tengah: Buka 24 Jam!

Tarif yang dikenakan oleh pengunjung domestik adalah 25.000 rupiah. Sedangkan untuk turis dikenakan tarif 150.000 rupiah. Sebagai tambahan bila membawa kendaraan, untuk kendaraan roda dua akan dikenakan biaya 5.000 rupiah, dan 10.000 rupiah untuk roda empat.

Daya tarik utama dari danau terindah di Nusa Tenggara Timur ini adalah warna airnya. Warna airnya akan berubah. Namun umumnya warna yang tampak adalah merah, hijau, dan biru.

Tidak hanya menawarkan keindahan dengan warnanya. Hal menarik lainnya adalah cerita mistis yang menyelimuti Telaga Kelimutu.

Baca Juga: Serpihan Surga Maros Resmi Diakui UNESCO, Pegunungan Karst Terbesar di Dunia Ada di Sulawesi Selatan

Tidak diketahui secara pasti asal mula Danau Kelimutu, Namun cerita yang beredar di internet ada kaitannya dengan dua anak yatim piatu.

Legenda danau cantik di Nusa Tenggara Timur yang beredar kisahnya tentang anak yatim piatu bernama Ana Halo yang dilindungi oleh Ata Bupu dari penyihir bernama Ata Polo.

Awalnya, Ana dan Halo menemui Ata Bupu untu mencari perlindungan dikarenakan orang tua mereka meninggal. Apalagi daerah mereka tinggal sedang diserang Ata Polo yang memangsa manusia.

Baca Juga: Bikin Minder Negara Dunia, Inilah Jalan Tol yang Dibangun Pakai 10 Juta Batang Bambu: Lokasinya di Semarang

Ata Bupu yang memang memiliki kemampuan magis menyetujui melindungi Ana dan Halo dengan syarat tidak diperbolehkan meninggalkan ladang aga tidak dimangsa.

Pada suatu hari, Ata Polo mendatangi rumah Ata Bupu setelah mengetahui keberadaan dua anak yatim yang tinggal bersamanya.

Ata Polo berniat memangsa kedua anak yatim tersebut, namun Ata Bupu berhasil mencegahnya. Ia meminta Ata Polo untuk menunggu hingga kedua anak tersebut tumbuh dewasa.

Baca Juga: Langka! Suku Tertua di Kalimantan Tengah Ini Punya Ritual Sakral Pelepas Gelar Janda Duda

Ketika dewasa, kedua anak itu mengganti nama mereka menjadi Koo Fai dan Nuwa Muri.

Saat Ata Polo datang lagi untuk menagih janjinya, Ata Bupu kembali menolak permintaannya karena tidak rela anak-anak yatim itu menjadi mangsa.

Kemudian dia melarikan diri ke dalam perut bumi bersama kedua anak yatim tersebut untuk menghindari Ata Polo yang terus mengejar mereka.

Akhirnya, Ata Polo, Ata Bupu, dan kedua anak yatim itu terkubur hidup-hidup dalam perut bumi. Setelah itu, tempat menghilangnya Ata Polo menjadi danau berwarna merah.

Sementara Ata Bapu hilang muncul danau berwarna biru, dan tempat kedua anak yatim tersebut muncul danau berwarna hijau.***(Muhammad Arif)

 

Rekomendasi