

inNalar.com – dr. Aisah Dahlan, seorang praktisi Neuroparenting pada Sabtu, 25 Juni 2022 lalu menjadi pembicara di Seminar Parenting di salah satu sekolah secara virtual daring.
dr. Aisah Dahlan membahas terkait inner child dan pengasuhan anak kepada orang tua yang mengikuti sesi seminar tersebut.
Lantas, apa saja yang dibahas dr. Aisah Dahlan terkait inner child dan hubungannya dengan pola pengasuhan anak? Berikut penjelasannya.
Dipantau inNalar.com melalui channel youtube resmi milik dr Aisah Dahlan, beliau menjelaskan pengertian inner child hingga beberapa pola pengasuhan anak yang salah dan menyebabkan luka pada inner child anak.
“Inner child adalah sebuah istilah tentang memori masa kecil di mana memori tersebut akan terus mengikuti kita hingga dewasa,” ujar dr Aisah Dahlan.
Beliau menyebut, inner child muncul pada saat kita di dalam rahim, masa anak-anak, hingga masa sebelum akil baligh (remaja).
Baca Juga: Cek Harga Sapi Qurban Jelang Idul Adha 2022 di Sini, Lengkap dengan Harga Kambing dan Domba Termurah
“Sisi kepribadian seseorang terbentuk dari pengalaman masa kecil anak, dan sosok anak kecil ini masih melekat pada diri orang dewasa,” ucapnya kembali.
Menurutnya, sejak masa dalam rahim hingga sebelum akhil baligh, memori anak sudah merekamnya dan itu yang disebut inner child.
Ketika ada kesalahan dalam pengasuhan orang tua pada memori inner child tersebut, itulah yang akan menyebabkan luka inner child atau biasa disebut Wounded Inner Child.
“Kekeliruan orang tua dalam mengasuh anaknya akan menimbulkan luka inner child pada anak,” begitu tegasnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Bandar Lampung Hari Ini, Kamis 30 Juni 2022 dari BMKG: Cerah
Adapun luka yang bisa terjadi pada inner child anak, beberapa diantaranya yaitu:
– Merasa tidak dicintai oleh orang tuanya.
– Merasa tidak dipercaya oleh orang tua.
– Tersakiti dalam hal fisik, seperti dipukul, dicubit, dan lain sebagainya
– Terluka dalam hal perkataan orang tua kepada anak yang terlalu tajam dan menyakitkan.
– Terabaikan, yakni seperti halnya orang tua yang tidak menepati janji kepada anaknya.
dr. Aisah Dahlan sendiri menyebut salah satu pekerjaan dirinya adalah sebagai dokter yang mengatasi atau membantu anak-anak yang melakukan penyimpangan seperti korban narkoba dan LGBT untuk dapat kembali pulih.
“Anak-anak yang melakukan penyimpangan tersebut bisa terjadi karena adanya luka pada inner child mereka.”
Lebih lanjut, beliau menjelaskan pengaruh luka inner child atau Wounded Inner Child yang bisa dirasakan yaitu:
– Menetap di jiwa bawah sadar
– Muncul dalam bentuk perasaan pikiran dan perilaku negatif
– Mempengaruhi pembuatan keputusan, dan merespon masalah
– Menghambat perkembangan diri sewaktu dewasa
– Sering muncul dan mengambil alih kendali dalam diri orang dewasa
Baca Juga: Dirjen Dikti Kemendikbud Sarankan Calon Mahasiswa Baru Pilih Jurusan Pertanian di Seleksi Mandiri
dr. Aisah Dahlan menyebut, pengaruh inner child pada orang tua yang terluka dalam mengasuh anak juga memiliki beberapa dampak, seperti:
– emosi sering meledak-ledak
– over protective
– membanding-bandingkan masa kecil dulu dengan sekarang
– bersikap terlalu disiplin dan terlalu keras dalam mendidik anak
Luka yang terjadi pada inner child anak bisa disebabkan oleh luka dari ayah dan ibu sang anak. Hal ini bisa mengganggu sikap dan perilaku anak saat mereka dewasa.
“Ini semua di luar watak. Jika memiliki watak yang misal pada dasarnya Introvert yang terlalu pemikir dan pengamat, selalu ingin yang sempurna. Apabila ditambah dengan luka inner child, maka akan mengganggu kehidupan kedepan,” ucap dr. Aisah Dahlan.
Lebih lanjut beliau juga menjelaskan terkait neuropsikologi dan kaitannya terhadap Inner Child.
“Kalau kita mau menjadi orang tua idaman dan tidak membuat luka inner child, hindari label negatif ke anak-anak dan berikan label positif ke anak,” begitu pesan dari dr. Aisah Dahlan.***