

inNalar.com – Stadion di Sumatera Barat yang dianggap megah dan bisa menjadi bangunan termegah untuk acara olahraga di Indonesia ini masih mangkrak padahal sudah habiskan ratusan miliyar.
Stadion dengan separuh bangunanya yang masih belum jadi ini menjadi sorotan penting untuk pemerintah di Provinsi Sumatera Barat.
Karena sudah lebih dari 8 tahun Stadion yang dianggap termegah se-Indonesia masih belum dikerjakan kembali.
Struktur dan kelengkapan bangunan bahkan sudah dipersiapkan sematang mungkin dan hanya menyelesaikan sebanyak 30% pembangunan.
Bahkan jika dilihat untuk bagian bangku penonton, lintasan sekitar lapangan serta penutup bagian atas lapangan belum juga rampung.
Namun sudah menelan anggaran hingga ratusan miliar, lebih tepatnya sebanyak 310 miliyar yang dimulai sejak bertahun-tahun lalu.
Baca Juga: Urai Kemacetan, Magelang Bakal Punya Jembatan Flyover Rp99,66 Miliar dengan Panjang 781 M
Stadion Utama Sumbar adalah nama yang diberikan oleh pemerintah sumbar dan telah dimulai pembangunanya sejak 2014 silam sampai 2020.
Provinsi Sumatera Barat sudah menyiapkan berbagai rencana jika pembangunan fasilitas luar biasa ini tidak terhenti di tengah jalan.
Mereka sebenarnya akan menjadikan arena tersebut sebagai tempat pembukaan acara 4 tahunan di Indonesia yaitu agenda PON 2024.
Baca Juga: Diprediksi Naik 10 Persen, UMP Sumatera Selatan 2025 Bakal Jadi Rp3,8 Juta per Bulan
Tetapi hal tersebut tidak terjadi karena PemProv tidak menyediakan uang jaminan dalam alur pendaftaran sehingga tidak bisa menjadi tuan rumah acara PON.
Letak dari bangunan ini berdiri di Sikabu, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, yang terkenal dengan klub sepak bola FC Semen Padang.
Terdapat rumor yang terdengar bahwa CEO FC Semen Padang pernah bersiap berganti kandang atau tuan rumah dari Haji Agus Salim ke tempat ini.
Namun sampai sekarang belum ada konfirmasi lebih lanjut perihal perpindahan klub sepak bola tersebut.
Padahal luas dari tempat ini mencapai 65.000 persegi dengan fasilitas modern seperti adanya lintasan untuk para atlet, ruang ganti atlet dan yang lainya.
Kapasitas jumbo yang diberikan sungguh luar biasa karena dapat menampung lebih dari 40.000 orang, bahkan dapat menyaingi kapasitas stadium bergengsi mancanegara
Terhentinya pembangunan Stadion Utama Sumbar dikarenakan kurangnya pendanaan yang diberikan kepada fasilitas termegah ini.
Hal itu terjadi karena pada tahun 2020 hampir Indonesia dilanda virus Covid-19 yang mematikan dan mengakibatkan pemindahan pendanaan ke yang lebih diprioritaskan.
Sebagian besar dana digunakan untuk dipindahkan untuk menangani krisis kesehatan dan untuk menguatkan perekonomian pada saat itu, itulah penyataan dari wakil gubernur sumbar.
Untuk sekarang pemerintah mengupayakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan pendanaan lebih dari melibatkan event-event yang bisa ditarik ke Sumatera Barat.
Ini merupakan pekerjaan yang sangat berat, karena pendanaan untuk membuat stadion termegah di Sumbar bukan dari APBD tetapi dari anggaran pusat.
Event yang diincar Pemprov merupakan acara – acara nasional sehingga tidak cuma menadapatkan dana tetapi juga dapat menyebarkan budaya asli dari pulau tersebut.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sempat mengusulkan untuk berdiskusi dengan DPRD akan hal tersebut agar tidak terjadi pemborosan anggaran.
Sayangnya sampai sekarang pembicaraan terkait pembahasan Main Stadium belum ada kelanjutanya, DPRD masih mempertimbangkan akan dibawa kemana bangunan termegah ini jika sudah terealisasikan.
Sedangkan untuk melanjutkan proyek ini pemerintah membutuhkan angagran sekitar 1,2 Triliyun agar selesai***(Wahyu Adji Nugraha)