Membentang di Jalur Laut Internasional, Ini Dia Proyek Raksasa RI yang Bakal Dibangun di Sulawesi Tengah


inNalar.com –
Pemerintah telah melakukan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur bernama Nusantara.

Misi utamanya untuk meningkatkan pemerataan pembangunan ke sisi lain di Indonesia, terutama di wilayah timur.

Pemindahan ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan pembangunan antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia.

Baca Juga: Jadi The Next Arab Saudi? Kilang Minyak Abadi Ada di Sumatera Selatan dengan Kapasitas 126.000 Barel per Hari

Dengan pemindahan ibu kota, untuk dapat menghubungkan IKN ke bagian timur Indonesia maka muncul sebuah gagasan proyek bernama Terusan Khatulistiwa yang berada di Sulawesi Tengah.

Gagasan ini sudah muncul pada tahun 2008, ide ini disampaikan oleh Fadel Muhammad, selaku Gubernur Gorontalo pada saat itu.

Namun baru-baru ini ide tersebut kembali mencuat karena pemindahan IKN ke Kalimantan Timur, sehingga mendapatkan momentum untuk segera diwujudkan.

Baca Juga: Ketok Palu 21 November, UMP Kalimantan Utara 2025 Besarannya Diprediksi Jadi Rp3,6 Juta

Hal ini membuat gagasan tersebut menjadi proyek strategis, dengan tujuan menghubungkan IKN ke wilayah timur Indonesia.

Terusan itu sendiri adalah kanal laut yang dibangun untuk memperpendek jarak tempuh pelayaran. Seperti Terusan Suez di Mesir, Terusan Laut Hitam-Danube di Rumania, dan Terusan Panama.

Pembangunan Terusan Khatulistiwa ini dapat memperpendek jarak tempuh hingga 200 mil, serta dapat menghemat bahan bakar sekitar Rp1,9 triliun per tahun.

Baca Juga: Sudah Menelan 258 Korban Jiwa, Ajang Balap Ini Masih Rutin Digelar Tiap Tahun

Rencananya proyek ini akan membelah Sulawesi Tengah, menghubungkan Selat Makassar dengan Teluk Tomini. Tepatnya, terletak di calon wilayah jalur laut internasional.

Melintasi Desa Tambu, Kabupaten Donggala hingga Desa Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong.

Pemerintah Sulawesi Tengah mengusulkan dua alternatif jalur proyek Terusan Khatulistiwa, yaitu sebagai berikut.

Baca Juga: 2 Produk dari Brand Raksasa Ini Dilarang di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Pertama, jalur sepanjang 28 kilometer, lebar 200 meter, dan ketinggian gunung 70 meter. Memerlukan sebanyak 2 juta meter kubik material yang perlu digali.

Kedua, dengan jalur sepanjang 18,5 kilometer, lebar 200 meter, dan ketinggian gunung 450 meter. Memerlukan penggalian material sebanyak 3 juta meter kubik.

Dilansir dari kanal Youtube Info Pagi, pada 8 Agustus 2023, Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) bertemu dengan Presiden Jokowi di istana kepresidenan.

Baca Juga: Kode Dari AHY Untuk Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Anggarannya Mencapai Rp 700 Triliun!

Ketua Presidium PP KMHDI, I Putu Yoga Saputra, kembali mengusulkan Terusan Khatulistiwa, dengan tujuan yang sama.

Serta respon masyarakat terutama penduduk Sulawesi Tengah yang positif terhadap rencana tersebut. Masyarakat sadar bahwa proyek tersebut dapat mempermudah distribusi ke wilayah timur.

Namun jika Terusan Khatulistiwa tersebut tidak disetujui, maka pemerintah Sulawesi Tengah menawarkan proyek alternatif berupa jalan tol.

Baca Juga: Telan Rp310 Miliar, Stadion di Sumatera Barat Ini Pernah Digadang Jadi yang Termegah se-Indonesia: Malah Berujung Mangkrak

Jalan tol ini diusulkan dengan jalur yang sama seperti Terusan Khatulistiwa. Alternatif ini bertujuan sama dengan rencana terusan tersebut.

Tetapi ada perbedaan antara dua proyek tersebut. Jika terusan dibangun, maka dapat langsung berlayar.

Namun Jika dengan jalan tol, maka perusahaan pengiriman harus memiliki kapal tambahan untuk kedua sisi tersebut, serta menyiapkan kendaraan darat untuk melalui tol.***

 

Rekomendasi