Bermodal Limbah Sawit, Sumatera Utara Ambisi Invest Rp1,7 Triliun Demi Gandakan Pabrik Biogas 25 Kali Lipat


inNalar.com –
Indonesia direncanakan akan mempunyai pabrik biogas terbesar di Asia Tenggara, dikenal dengan nama Pabrik Bio-CNG.

Sebagai daerah penghasil Utama kelapa sawit di Indonesia, Sumatera Utara menjadi tempat berdirinya pabrik biogas ini.

Melalui pemanfaatan limbah kelapa sawit yang melimpah, Indonesia mampu memproduksi biogas secara mandiri.

Baca Juga: Melintang di Pesisir Jakarta-Semarang, Realisasi Megaproyek ‘Abadi’ RI Ini Butuh 40 Tahun: Anggaran Nyaris Rp1.000 Triliun!

Pembangunan pabrik biogas ini pertama kali diletakkan batu pertamanya pada tahun 2022 oleh Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Wibowo.

Mewakili Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan “Kami sangat mengapresiasi untuk keberhasilan proyek Pembangunan Bio-CNG Plant pertama yang telah dilakukan oleh KIS Group di Langkat ini. Kami berharap proyek ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi signifikan dalam mendeukung transisi energi di Indonesia, khususnya dalam rangka pemanfaatab biogas menjadi energi”

Dimulai pada tahun 2022, proyek pembangunan pabrik biogas ditargetkan menyelesaikan pembangunan 25 pabrik pada akhir 2024.

Baca Juga: Niat Menjala Ikan, Nelayan di Cirebon Temukan Harta Karun Kerabat Nabi Senilai Rp720 Miliar

Proyek pembangunan pabrik biogas ini dikerjakan oleh KIS Group.

Berdasarkan pengalamannya, KIS Group sudah menyelesaikan pembangunan pabrik biogas di Indonesia sebanyak 20 pabrik.

Pabrik biogas terbesar Asia Tenggara berada di Provinsi Sumatera Utara telah diresmikan oleh Indonesia pada tahun 2024.

Baca Juga: Demi Legakan Akses Transportasi, Proyek Jalan Tol Rp25,4 Triliun Bakal ‘Ratakan’ 58 Desa Sekaligus di Bali

Lokasi Pabrik ini tepatnya ada di PT United Kingdom Indonesia Plantation, Blangkahan POM.

Dengan memanfaatkan limabah 5 perkebunan kelapa sawit, Pabrik Bio-CNG mampu merubahnya menjadi energi hijau berupa gas metana.

Kemudian energi hijau tersebut diubah menjadi gas, lalu menjadi energi listrik dan bio gas/LPG.

Baca Juga: Keruk APBD Rp30 Miliar, Stadion Paling Ikonik di Karawang Bakal Dirombak Cantik Berlimpah Fasilitas Mewah

Setiap harinya pabrik berhasil menghasilkan bio gas sebanyak 15.500 meter kubik per hari.

Indonesia akan terus membangunnya hingga 25 pabrik yang sama di daerah sumatera utara dan riau.

Proyek pembangunan Pabrik ini berhasil mendapatkan nilai investasi sebesar Rp 1,7 Triliun.

Baca Juga: Proyek Strategis Sepanjang 1.700 Km Ini Bakal Satukan Makassar dan Manado, Cek Progesnya

Biogas ini juga akan menghasilkan gas LPG Non Subsidi untuk sektor industry dan komersil di Indonesia.

Saat ini Indonesia masih mengimpor gas alam cair sebesar 6,7 juta Ton atau 77% dari total 8 juta ton kebutuhan penggunaan gas LPG nasional.

Proyek yang bermodal limbah sawit ini diklaim pada tahun 2025 akan mencapai target bauran energi terbarukan hingga 23% dan pada tahun 2060 mencapai net zero emission.

Proyek ini juga dipercaya mampu mengurangi emisi karbon di Indonesia sebesar 3,7 juta ton CO2 per tahunnya.

Diharapkan dengan adanya pembangunan pabrik biogas di Indonesia mampu mengurangi kebutuhan impor gas alam cari untuk menutupi kebutuhan gas LPG nasional.***(Gebriel Hemas)

 

Rekomendasi