

inNalar.com – Bendungan merupakan struktur penting dalam pengelolaan sumber daya air.
Bendungan berfungsi untuk menyediakan air irigasi, sumber air beku, pembangkit listrik dan sebagai destinasi wisata.
Salah satu proyek infrastruktur terbesar yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah Bendungan Temef.
Menjadi bagian penting dari pemerintah untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air di wilayah tersebut.
Jadi salah satu dari empat bendungan di NTT yang dikerjakan oleh Presiden Jokowi dalam satu dekade terakhir.
Proyek pembangunan bendungan Temef ini memakan biaya sebesar RP2,7 triliun dan dapat mengaliri sawah kurang lebih 4.500 hektar.
Baca Juga: Sudah Tahu? Ternyata Ada 1.680 Orang Jawa Hidup Terapung di Perairan Thailand Selama 200 Tahun
Berlokasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Temef mencakup area yang luas dan memiliki investasi besar untuk pembangunannya.
Selain berfungsi untuk mengendalikan banjir dan menyedia air irigasi bagi ribuan hektar lahan pertanian.
Lokasi yang memiliki keindahan alam menjadikan bendungan ini cocok dijadikan destinasi wisata.
Diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga setempat melalui sektor pariwisatanya.
Berpotensi menjadi sumber energi terbarukan dengan pembangkit listrik tenaga air, sekaligus menjadi destinasi yang menarik bagi penduduk sekitar.
Di samping itu, air merupakan kebutuhan yang utama dalam kehidupan sehari-hari, terutama di NTT.
Dengan kesediaan air, membuat masyarakat dapat menanam padi, singkong dan makanan pokok lainnya.
Dibangun mulai dari 2017 yang memiliki luas genangan 98 hektar dan mempunyai kapasitas tampung air hingga 45 juta meter kubik air.
Mampu memberikan manfaat sumber air beku dengan kapasitas 131 liter mengairi irigasi seluas 4.500 hektar.
Mengurangi banjir di area seluas 3.750 hektar dan meningkatkan indeks pertanian dari 150 persen menjadi 250 persen.
Hal ini akan berdampak positif terhadap produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Sektor pertanian akan jauh lebih stabil dan efisien, manfaat besar bagi para warga dan meningkatkan kesejahteraan.
Hasil panen juga akan naik mendukung ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Volume air yang diperkirakan mencapai 100 persen pada awal tahun 2025, diharapkan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Proses impounding yang berhasil akan menjamin air yang stabil sepanjang tahun, mendukung keberlanjutan sektor pertanian dan menguangi risiko kekeringan.
Proses tersebut merupakan awal pengisian waduk atau bedungan setelah konstruksi utama selesai.
Air akan dialirkan untuk terutama kali sampai mencapai kapasitas penuh yang direncanakan.
Impounding dilakukan secara bertahan untuk memastikan kestabilan dan keamanan struktur bendungan.
Perlu pemantauan dan penyesuaian berkelanjutan oleh tim teknis untuk mendeteksi dan mengatasi masalah.***