

inNalar.com – Joko Widodo, Presiden RI periode lalu, telah meresmikan Jembatan Merah Putih yang terletak di Kota Ambon, Maluku.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyatakan rasa syukur atas selesainya pembangunan jembatan yang sempat mengalami beberapa kali penundaan tersebut.
Jembatan ini kini menjadi ikon baru bagi Kota “Seribu Pulau” dan kebanggaan bagi Indonesia, khususnya masyarakat Maluku.
Jembatan Merah Putih memiliki panjang 1.140 meter dan lebar 22,5 meter, menghubungkan Desa Galala dan Desa Poka.
Desa Wisata Galala dan Poka
Desa Galala, terletak di Kecamatan Teluk Ambon di sisi selatan, dan Desa Poka di Kecamatan Sirimau di sisi utara.
Desa ini dijadikan sebagai desa wisata percontohan untuk menjadi contoh bagi desa dan negeri lainnya di Kota Ambon.
Desa Galala akan terintegrasi dengan Desa Poka, yang akan menjadi pusat kuliner khas kota ini dan menampilkan berbagai atraksi budaya.
Integrasi desa wisata ini akan memberikan pengalaman wisata lengkap bagi para pengunjung yang ingin menikmati produk unggulan perikanan serta kuliner dan budaya lokal.
Baca Juga: Butuh Waktu 20 Tahun, Begini Kabar Kelanjutan Mega Proyek Jembatan Indonesia dan Malaysia
Desa Poka ditetapkan sebagai kawasan pendidikan, sedangkan Durian Patah-Telaga Kodok sebagai kawasan permukiman.
Dengan demikian, jembatan ini diharapkan dapat memperbaiki jaringan transportasi yang ada di daerah tersebut.
Jembatan terpanjang di Indonesia Bagian Timur
Baca Juga: Sterilisasi Stasiun Yogyakarta, 75 Bangunan Dirobohkan PT KAI Agar Muluskan Proyek Rel Kereta Api
Dengan panjang 1.140 meter, Jembatan Merah Putih menjadi jembatan terpanjang di Indonesia bagian timur.
Keberadaan Jembatan Merah Putih diharapkan dapat mempersingkat waktu perjalanan antara Kota dan Bandara Pattimura, mengurangi biaya operasional kendaraan.
Sejak dibuka, jembatan ini telah berhasil mengurangi waktu tempuh dari Kota Ambon ke Bandara Pattimura.
Sebelumnya, perjalanan memakan waktu 60 menit dengan jarak tempuh 35 kilometer. Semenjak jembatan ini beroperasi, kini waktu perjalanan hanya 30 menit.
Jembatan ini terdiri dari tiga bagian yakni, jembatan pendekat di sisi Desa Poka sepanjang 520 meter.
Kemudian, Jembatan pendekat sepanjang 320 meter di sisi Desa Galala.
Lalu jembatan utama sepanjang 300 meter yang menggunakan sistem kabel atau cable stayed dengan jarak antar pilon 150 meter.
Megaproyek ini memerlukan dana sekitar Rp772,9 miliar.
Dana ini termasuk biaya pembangunan fasilitas pelengkap seperti underpass di Jalan Sudirman sebagai tempat perputaran kendaraan yang akan keluar masuk jembatan.
Pada Maret 2016 telah dilakukan pengujian statik dan dinamik untuk memastikan kondisi struktural jembatan.
Pengujian ini menggunakan 44 truk dengan total beban 352 ton, yang merupakan uji coba pertama di Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa kelenturan jembatan sesuai dengan perencanaan, dan struktur jembatan dinyatakan aman.
Jembatan Merah Putih berpotensi menjadi destinasi tempat wisata
Selain memperlancar lalu lintas, keberadaan Jembatan Merah Putih juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Ambon.
Pertumbuhan ekonomi ada karena jembatan memiliki potensi sebagai tempat wisata.
Keindahan alam yang terlihat sepanjang jembatan, seperti pemandangan Teluk Ambon, kapal-kapal pelabuhan, serta birunya air laut dan lampu-lampu yang berkelip di malam hari, menjadikan jembatan ini sebagai destinasi wisata yang sangat indah.*** (Aliya Farras Prastina)