

inNalar.com – Sebagai pulau terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 55 juta orang, Sumatera memegang peranan vital dalam perekonomian nasional.
Dengan berbagai sumber daya alam dan komoditas melimpah, seperti karet, minyak kelapa sawit, kopi, minyak bumi, batu bara, dan gas alam.
Karena itu, kemajuan dan keberlanjutan ekonomi di provinsi ini sangat krusial untuk menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan di kawasan tersebut.
Pemerintah terus mempercepat pembangunan proyek-proyek strategis besar yang saat ini tengah dilaksanakan.
Salah satunya adalah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.749 km yang akan menghubungkan Pulau Sumatera dari Aceh hingga Bakauheni.
Melansir dari kpip.go.id, nilai investasi untuk proyek ini mencapai Rp206,4 Triliun.
Baca Juga: Proges Mega Proyek Ambisius Prabowo Bangun 2 Juta Rumah dan 1 Juta Apartemen Setiap Tahun
Proyek yang terdiri dari 24 ruas jalan tol ini dimulai pada 2018 dan dikelola oleh PT Hutama Karya (Persero) sebagai kontraktor pelaksana.
Pembangunan Tahap I
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2024, proyek Jalan Tol Trans Sumatera tahap I meliputi 14 ruas jalan.
Beberapa ruas tersebut antara lain adalah Tol Medan-Binjai, Tol Palembang-Simpang Indralaya, Tol Pekanbaru-Dumai, dan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
Selanjutnya, ada ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Tol Pematang Panggang-Kayu Agung, Tol Kisaran-Indrapura, serta Tol Kuala Tanjung-Indrapura-Tebing Tinggi-Pematang Siantar.
Ruas lainnya meliputi Tol Binjai-Pangkalan Brandan, Tol Sigli-Banda Aceh, dan Tol Simpang Indralaya-Prabumulih.
Selain itu, juga terdapat ruas Tol Taba Penanjung-Bengkulu, Tol Sicincin-Padang, serta Tol Pekanbaru-Bangkinang-Kampar.
Pada 16 Oktober 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan ruas Jalan Tol Indrapura-Kisaran yang memiliki panjang 47,75 km di Sumatera Utara.
Pembangunan ruas tol ini dimulai sejak 2018 dengan total investasi mencapai Rp6,32 triliun.
Jalan tol Indrapura ke Kisaran terbagi menjadi dua seksi, yaitu seksi 1 Indrapura-Lima Puluh sepanjang 15,6 km, lalu seksi 2 Lima Puluh-Kisaran sepanjang 32,15 km.
Kemudian, per September 2024, progres pembangunan Tol Padang Sicincin telah mencapai 76,90%, dengan pembebasan lahan mencapai 97,54%.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa proyek tol tahap I ini diperkirakan akan selesai sesuai jadwal, yakni pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025.
15 Ruas Jalan Tol Telah Beroperasi
Lebih lanjut, PT Hutama Karya telah memulai pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera tahap II.
Kemudian Per September 2024, sudah ada 15 ruas Tol Trans Sumatera dengan total panjang 915,65 km yang telah beroperasi.
Adapun JTTS yang telah beroperasi sepanjang 884,5 Km yang terdiri dari 15 ruas, yakni :
1. Bakauheni – Terbanggi Besar 141 Km
2. Ruas tol Terbanggi Besar – Kayu Agung 189 Km
3. Ruas tol Kayu Agung – Palembang – Betung 42,5 Km
4. Belawan – Tanjung Morawa 43 Km
5. Medan – Binjai 17 Km
6. Medan – Tebing Tinggi 62 Km
7. Palembang – Indralaya 22 Km
8. Sigli – Banda Aceh (Seulimeum – Baitussalam) 49 Km
9. Pekanbaru – Dumai 131 Km
10. Pekanbaru – Bangkinang 31 Km
11. Binjai – Tj. Pura 39 Km
12. Bengkulu – Taba Penanjung 17 Km
13. Indralaya – Prabumulih 65 Km
14.Tebing Tinggi – Indrapura 20,4 Km
15. Indrapura – Lima Puluh 15,60 Km
Manfaat Pembangunan Tol Bagi Masyarakat
Jalan tol ini diharapkan dapat mengurangi waktu tempuh antara Padang dan Bukittinggi yang sebelumnya memakan waktu lebih lama akibat kemacetan dan kondisi jalan yang tidak optimal.
Dengan adanya tol, perjalanan ini dapat dilakukan dalam waktu sekitar satu jam dengan kecepatan maksimum 80-100 km/jam.
Jalan ini dirancang untuk memperlancar mobilitas transportasi barang dan mempercepat arus kunjungan wisata.
Selain itu, proyek ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor industri dan pariwisata, serta mempercepat distribusi produk lokal ke pasar nasional.
Dengan akses yang lebih cepat ke wilayah-wilayah di Sumatera Barat, diharapkan akan tercipta peluang baru bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk memanfaatkan jalur perdagangan dan pariwisata yang semakin terintegrasi.*** (Aliya Farras Prastina)