Negara Lain Pusing Buang Limbah, Swedia Justru Sibuk Impor 800.000 Ton Sampah Setiap Tahun, Ini Alasannya

inNalar.com – Sampah sering kali jadi permasalahan suatu negara. Namun tidak dengan Swedia yang justru kekurangan sampah sampai harus impor.

Swedia, negara yang dikenal dengan sistem pengelolaan limbahnya yang maju, telah mencapai prestasi luar biasa dalam menangani sampah.

Alih-alih kewalahan dengan limbah seperti kebanyakan negara lain, Swedia justru kekurangan sampah domestik untuk diolah.

Baca Juga: Uniknya Penduduk Pulau Terluar RI di Sulawesi Utara, Bisa Belanja di Luar Negeri Setiap Hari

Hal ini membuat Swedia harus mengimpor ribuan ton sampah dari negara lain setiap tahunnya.

Sampah tersebut digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi melalui teknologi waste-to-energy.

Program ini dimulai sejak awal tahun 2000-an ketika Swedia memulai revolusi pengelolaan sampah.

Baca Juga: Berkomitmen Investasi Rp14,9 Triliun, Perusahaan Otomotif China Siap Bangun Pabrik di Indonesia

Pemerintah menggalakkan budaya daur ulang di tingkat masyarakat sehingga mayoritas sampah domestik diolah kembali.

Pada tahun 2011, Swedia secara resmi mengimpor sampah dari negara-negara tetangga seperti Norwegia, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Setiap tahunnya, Swedia mengimpor sekitar 800.000 ton sampah. Sampah-sampah ini diangkut ke fasilitas pengolahan sampah modern yang tersebar di berbagai kota besar.

Baca Juga: Hambur Duit Rp50 Triliun, Proyek Terbengkalai 1.000 Tower SBY di Jawa Barat Berakhir Jadi Tempat Syuting Film Horror

Di fasilitas ini, sampah dibakar menggunakan teknologi pembakaran canggih untuk menghasilkan energi.

Proses ini tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga sistem pemanas yang digunakan untuk menghidupi sekitar 1,2 juta rumah di seluruh negeri.

Teknologi yang digunakan Swedia dikenal sebagai waste-to-energy atau WTE. Sampah yang dibakar diubah menjadi uap panas untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.

Baca Juga: PUPR Cairkan Rp696 Miliar Buntut Masalah Proyek Air Minum di Indonesia: 6,2 Juta Rumah Belum Terima Manfaat

Energi yang dihasilkan kemudian didistribusikan ke jaringan nasional untuk kebutuhan listrik dan pemanas distrik.

Langkah ini dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi domestik, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Dengan menggunakan sampah sebagai sumber energi, Swedia mampu memberikan solusi lingkungan yang inovatif sekaligus mendukung keberlanjutan energi.

Baca Juga: Keruk Cuan Rp496 triliun, Bendungan Termahal China Mampu Hasilkan Pembangkit Listrik Terbesar di Dunia

Selain itu, program ini juga memberikan manfaat bagi negara-negara lain. Sampah yang diekspor ke Swedia membantu mengurangi penumpukan limbah di tempat pembuangan akhir.

Keberhasilan Swedia tidak lepas dari dukungan masyarakatnya yang memiliki kesadaran tinggi terhadap daur ulang.

Apa yang dilakukan Swedia membuktikan bahwa sampah tidak selalu menjadi masalah. Dengan teknologi dan kebijakan yang tepat, limbah dapat diubah menjadi sumber energi yang bermanfaat.

Swedia tidak hanya memenuhi kebutuhan energinya dengan cara ini, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bagaimana pengelolaan sampah yang baik dapat membawa manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat.

Langkah ini menjadi inspirasi bagi banyak negara untuk mulai mengubah cara mereka memandang dan menangani sampah.***(Muhammad Arif)

 

Rekomendasi