

inNalar.com – Polusi udara merupakan salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh sebagian kota besar di Indonesia.
Pembuangan atau emisi dari berbagai penyebabnya, seperti industri, transportasi, dan pembangkit listrik yang memberikan dampak meningkatnya polusi udara.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah, menjadi proyek prioritas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Dengan dilengkapi teknologi canggih untuk meminimalkan terjadinya pembuangan dan mengurangi polusi udara.
Dikutip oleh inNalar.com melalui kppip.go.id pada 11 November 2024 menjelaskan, proyek ini menjadi salah satu Proyek Strategis Nasioanl (PSN).
Dengan rencana kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pertama di Indonesia, yang didirikan oleh tiga perusahaan konsorsium dari Indonesia dan Jepang.
Baca Juga: Gebrakan Besar Progres Proyek Kilang Minyak Tuban, Investasi Nyaris Tembus Rp 300 Triliun!
Terdapat teknologi dan inovasi yang digunakan, seperti pembangkit listrik mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
Penggunaan teknologi ultra scritical (USC) dapat menurunkan pelepasan sulfur dan nitrogen di udara.
Adapun di sekeliling PLTU nantinya akan disiapkan green belt area dan lahan konservasi untuk satwa endemik.
Atau spesies hewan yang hanya ditemukan di wilayah geografis tertentu.
Hal tersebut akan menjadi bagian yang memastikan jika pembangunan dilakukan tidak merusak lingkungan alam dan spesies lainnya.
PLTU Batang yang juga dikenal sebagai Centeral Java Power Plant (CJPP) menjadi sumber energi yang penting.
Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi, Mohamed bin Salman Akan Belah Gurun Demi Megaproyek Kota Linear The Line
Bagi jaringan Jawa-Madura-Bali dengan kapasitas 2 x 1.000 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa.
Dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik sebesar 35.000 MW, menjadi salah satu pilot project KPBU pertama dan terbesar di Indonesia.
Saat ini masih berstatus tahap konstruksi, dengan rencana yang sudah ada dari tahun 2016 dan dilaksanakan pembangunannya pada tahun 2022.
Baca Juga: Bandung Raya Naik Kelas! 21 Jalur BRT Modern dan 579 Unit Bus Dikerahkan Guna Urai Kesemrawutan Kota
Memiliki nilai investasi sebesar Rp 56,7 triliun yang terdiri dari J-Power (34%), Adaro (34%), dan Itochu (32%).
Kabar baiknya, proyek ini juga sudah mendapatkan jaminan khusus dari PT Perjanjian Infrastruktur Indonesia (PII).
Begitu pula dari Pemerintah Pusat terkait resiko politik dan force majeure-nya.
Sebagai suatu kontrak yang dapat memitigasi risiko yang disebabkan oleh peristiwa di luar kendali.
Dengan keberlanjutan dan keberhasilan operasional PLTU Batang dapat menjadi contoh nyata.
Dalam Kerjasama yang dibangun oleh pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat dalam mendukung ketahanan energi dan pembangunan ekonomi daerah.
Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan sekitarnya yang akan terus meningkat.
Sekaligus mendorong keterlibatan investasi swasta dari sektor energi nasional.***