China Kuras Ikan di Laut! Kapal Bobot 100.000 Ton Ini Jadi Proyek Perikanan Cerdas

inNalar.com – Raja Proyek kembali menarik perhatian dunia melalui terobosan proyek perikanan cerdas terbesar di dunia, yang menggabungkan beragam kecerdasan. 

Di tengah permintaan makanan laut yang terus meningkat, China memperkenalkan solusi ambisius yang tidak hanya efektif tetapi juga ramah lingkungan.

Melalui sebuah kapal raksasa berbobot 100.000 ton ini, China melakukan tambak ikan terapung dan mampu memproduksi hingga 7.400 ton ikan per tahun.

Baca Juga: Jalur Berbahaya Tapi Ngangenin? Ini Dia Tikungan Kereta Api Paling Ekstrem Sekaligus Terindah di Jawa Barat

Kapal tersebut bernama Guoxin 1, sebagai teknologi “perikanan cerdas,” di mana ikan-ikan dibesarkan di laut lepas dengan kondisi optimal tanpa mengganggu ekosistem sekitarnya. 

Kapasitas Besar Guoxin untuk Ketahanan Pangan

Tiongkok, sebagai negara dengan luas lautan mencapai 4,7 juta km², menjadi salah satu produsen utama produk akuatik global. 

Baca Juga: Libatkan Jepang, Investasi Terbaru PLTU di Jawa Tengah Rp56,7 Triliun Ini Digadang Mampu Kurangi Polusi

Bahkan, selama tiga dekade terakhir, Tiongkok terus menempati posisi teratas dalam produksi akuatik dunia, dengan output mencapai 71 juta ton pada 2023, termasuk 36 juta ton dari ikan laut. 

Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan permintaan domestik akan pangan yang terus meningkat, mengharuskan Tingkok atau China membuat solusi lebih inovatif dan berkelanjutan.

Dilansir dari Fishfarmingekspert, Guoxin 1 didesain untuk membudidayakan ikan kroker kuning dan salmon Atlantik.

Baca Juga: Demi Kota Futuristik NEOM, Mohamed bin Salman ‘Lenyapkan’ 40.000 Penduduk Suku Nomaden Arab Saudi Ini

Kapal ini memiliki 15 kolam budidaya besar dengan sistem pertukaran air canggih, bobot matinya mencapai 100.000 ton, bobot benaman 130.000 ton, dan cukup besar untuk bertahan menghadapi topan.

Sistem ini menjaga kualitas air tetap terkontrol sehingga ikan dapat tumbuh dengan ideal, sekaligus mengurangi pencemaran yang seringkali timbul dari industri perikanan konvensional. 

Selain itu, Guoxin 1 memiliki panjang 249,9 meter dan memiliki kapasitas untuk memproduksi 3.700 ton ikan setiap tahunnya sehingga membantu pemasokan makan untuk rakyat China. 

Baca Juga: Gebrakan Besar Progres Proyek Kilang Minyak Tuban, Investasi Nyaris Tembus Rp 300 Triliun!

Teknologi Canggih pada Kapal Guoxin

Dilansir dari YouTube Dokumentari, Guoxin 1 juga dilengkapi dengan sistem propulsi listrik yang menjaga tingkat kebisingan tetap rendah.

Selain itu, sensor presisi tinggi yang terpasang di setiap kolam memantau suhu, pH, dan kualitas air secara real-time sehingga ikan bertumbuh dengan nyaman. 

Baca Juga: Sebelumnya Mangkrak, Begini Nasib Mega Proyek Jalan Tol di Jawa Tengah Rp43,5 Triliun: Dilirik Prabowo?

Hal ini memungkinkan pengelola untuk menyesuaikan lokasi kapal berdasarkan kondisi optimal bagi ikan, meningkatkan produktivitas sambil menghindari kerusakan lingkungan laut sekitar.

Dilansir dari Rayhaber, Dong Shaoguang, Wakil Manajer Umum Qingdao Conson Development Group, menyatakan bahwa Guoxin menjadi investasi untuk menciptakan armada perikanan pintar. 

Mereka ingin memproduksi ikan di lingkungan laut lepas yang bebas polusi, menjawab kebutuhan pangan tanpa menguras stok ikan alami.  

Masa Depan Perikanan Dunia

Dilansir dari Fishfarmingekspert, Tiongkok berencana untuk menambah 50 kapal perikanan cerdas dalam satu dekade mendatang, dengan target produksi total 400.000 ton ikan per tahun. 

Jika proyek ini berhasil, Tiongkok akan menjadi pelopor yang mengurangi tekanan pada ekosistem laut, menghindari overfishing, dan menjaga pasokan ikan untuk generasi mendatang. 

Langkah besar ini juga menjadi sinyal bagi negara-negara lain untuk mulai mempertimbangkan teknologi perikanan pintar yang lebih berkelanjutan. 

Dengan memanfaatkan teknologi, Tiongkok berhasil membuktikan bahwa perikanan tidak harus berujung pada eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan. 

Akan Tetapi sebaliknya, dengan pendekatan yang cerdas, keberlanjutan dan kebutuhan pangan dapat berjalan beriringan. *** (Gita Yulia) 

 

Rekomendasi