Hilirisasi RI Makin Ngegas! Smelter Tembaga di Sumbawa Kapasitasnya Tembus 900 Kilo Ton Konsentrat per Tahun


inNalar.com –
 Indonesia, yang memiliki cadangan tembaga terbesar ketujuh di dunia, kini memasuki era baru dalam pengembangan hilirisasi industri tembaga.

Negara ini bercita-cita menjadi negara industri maju dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan tembaga global.

Berbagai produk seperti katoda tembaga, kabel, dan copper foil akan diproduksi di dalam negeri, sehingga Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah.

Baca Juga: Telan Biaya Rp2,1 Triliun, Rumah Sakit Katastropik di Jawa Timur Ini Jadi yang Terbesar di Indonesia

Smelter tembaga dan fasilitas pemurnian logam mulia milik PT Amman di Sumbawa ini diresmikan oleh Mantan Presiden RI, Joko Widodo tanggal 23 September 2024.

Investasi untuk industri ini mencapai angka Rp21 triliun.

Smelter ini dilengkapi dengan teknologi “double flash cyclone” yang berfungsi menghasilkan produk utama berupa katoda tembaga.

Baca Juga: Dibantu Uni Emirat Arab (UEA), Renovasi GOR Manahan Solo Diperkirakan Telan Dana hingga Rp47,3 Miliar!

Presiden Joko Widodo memuji PT Amman atas proyek pengolahannya di Sumbawa, yang harapannya mampu mengolah 900 ribu ton konsentrat per tahun.

Industri baru ini diharapkan dapat menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat sebagai produk sampingan.

Presiden juga berharap fasilitas ini akan memberikan dampak ekonomi yang luas, termasuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya di Sumbawa Barat.

Baca Juga: Ironis! Proyek Sekolah di Maluku Senilai Rp7,9 Miliar Kini Terbengkalai, Hasilnya Jauh dari Kata Layak

Industri tambang ini terbangun hanya dalam kurun waktu 14 bulan dan berdiri di lahan seluas 272 hektare di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.

Dengan menggunakan teknologi canggih “double flash smelting” yang menggabungkan proses peleburan dan konversi kilat.

Dengan peresmian smelter ini, artinya PT. AMMAN International kini menjadi perusahaan pertambangan yang sudah terintegrasi penuh dalam proses dari awal hingga akhir.

Baca Juga: Habiskan Dana Rp25 Miliar, Revitalisasi Taman di Sumatera Utara Dirumorkan Dapat Lahirkan Atlet Profesional

Mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan, hingga pemurnian tembaga dan logam mulia.

Dengan teknologi mutakhir dari berbagai negara, AMMAN memproduksi berkualitas tinggi.

PT. AMMAN memastikan bahwa pembangunan industri Cuprum dan pemurnian logam mulia ini mematuhi standar keselamatan tertinggi dan menjaga kelestarian lingkungan.

Baca Juga: Berani Utang Rp 24 Triliun ke China, Mega Proyek PLTA di Sumatera Utara Butuh 10 Tahun Agar Bisa Selesai

Konstruksinya melibatkan sekitar 7.000 tenaga kerja, di mana hampir 80 persen berasal dari berbagai wilayah Indonesia.

Termasuk Provinsi Nusa Tenggara Barat yang persentasenya cukup mendominasi.

Untuk memberdayakan tenaga kerja lokal, AMMAN menyediakan berbagai program pelatihan vokasi untuk mereka agar bisa aktif berkontribusi dalam proyek ini.

Dengan dedikasi seluruh tenaga kerja dan kolaborasi dengan berbagai pihak, AMMAN berhasil memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah serta memastikan kualitas konstruksi berstandar internasional.

Untuk mendukung kelancaran transisi operasional, lebih dari 150 karyawan telah menjalani pelatihan khusus di salah satu smelter terbesar di Tiongkok.

Dimana sudah memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun di industri tersebut.

Produksi katoda pertama sebagai tanda dimulainya operasi industri ini yang direncanakan dimulai akhir tahun 2024.

Saat ini, sejak Juni 2024, smelter AMMAN sedang dalam tahap komisioning, di mana tungku dipanaskan dan konsentrat tembaga mulai dimasukkan.

Saat mulai beroperasi, smelter AMMAN akan mampu mengolah input hingga 900 ribu ton konsentrat per tahun yang bersumber dari tambang Batu Hijau dan Tambang Elang.

Proyek baru ini juga akan menghasilkan katoda tembaga hingga 222 kilo ton per tahun (ktpa) dengan kemurnian hingga 99,99%.

Kemudian asam sulfat 830 ktpa dengan kemurnian 98,5%, serta 18 ton emas, 55 ton perak, dan 77 ton selenium per tahun, masing-masing dengan tingkat kemurnian tinggi.*** (Aliya Farras Prastina)

Rekomendasi