

inNalar.com – Proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) diusulkan sebagai solusi strategis, yang bertujuan untuk meningkatkan mobilitas warga.
Proyek BIUTR telah direncanakan sejak 17 tahun yang lalu, namun hingga saat ini masih menghadapi berbagai kendala yang membuatnya mangkrak.
Salah satu tantangan terbesar adalah masalah pembebasan lahan, yang memang sering menjadi masalah utama di hampir semua proyek pembangunan di Indonesia.
Selain itu, perubahan kondisi lapangan yang tidak terduga juga mempengaruhi desain dan pelaksanaan proyek ini.
Meskipun demikian, upaya untuk merealisasikan BIUTR terus dilakukan oleh pemerintah.
Hingga akhirnya kelanjutan dari proyek ini memperoleh titik terang dan akan kembali dilanjutkan.
Pembangunan BIUTR direncanakan akan dimulai pada tahun 2026 setelah proses Detail Engineering Design (DED) dan lelang investasi selesai pada tahun 2025.
Jalur tol ini nantinya akan memiliki panjang sekitar 27,3 kilometer, menghubungkan kawasan Jalan Pasteur hingga Gedebage.
Dengan rutenutama yang akan akan menyediakan alternatif melalui Cicaheum atau Supratman-Antapani, sehingga diharapkan dapat mengurangi kemacetan di jalur utama kota.
Dalam hal pendanaan, proyek BIUTR awalnya direncanakan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung.
Namun, pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengambil alih tanggung jawab tersebut.
Estimasi biaya untuk pembebasan lahan diperkirakan mencapai Rp200 miliar untuk bagian tertentu dari rute tol ini, dengan harapan sisa biaya dapat ditanggung oleh pemerintah pusat.
Pemerintah juga berencana melakukan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mendukung pendanaan proyek ini.
Kementerian PUPR telah berkomitmen untuk mempercepat proses pembangunan dengan mengambil alih tanggung jawab pembebasan lahan dari pemerintah daerah.
Langkah ini diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan pembangunan proyek dan memastikan bahwa fasilitas infrastruktur yang bisa membantu mobilitas dan akomodasi ini dapat segera beroperasi.
Karena proyek ini tidak hanya akan memberikan dampak positif terhadap mobilitas warga Bandung saja.
Tetapi juga akan bisa meningkatkan aksesibilitas masyarakat ke berbagai kawasan ekonomi dan sosial di kota ini.
Karena pembangunan infrastruktur ini juga memiliki potensi untuk menarik perhatian investor apabila bisa diselesaikan dengan baik.
Pemerintah menargetkan penyelesaian proyek tol dalam kota ini akan rampung pada tahun 2029 jika tidak ada kendala lebih lanjut.
Tentu saja harapan besar diletakkan pada proyek ini untuk memperbaiki sistem transportasi di Bandung dan menjadikannya lebih efisien serta berkelanjutan.