Rogoh Investasi Hampir Rp4.000 Triliun, Prabowo Pilih Provinsi Ini buat Bangun Tenaga Nuklir


inNalar.com –
Baru awal masa jabatan sebagai Presiden RI, Prabowo Subianto telah menunjukkan kegesitan proyek ambisius terbaru di masa pemerintahannya.

Lama menjadi proyek wacana, akhirnya Prabowo mantapkan salah satu program investasi tenaga nuklir dan mulai memilih salah satu provinsi untuk menggesa realisasinya.

Gagasan proyek yang cukup mencengangkan dunia ini pertama kali diumbar oleh Bapak Presiden tepat pada gelaran Conference of the Parties (COP) 29 Azerbaijan.

Baca Juga: KPR BRI Property Expo 2024 Berikan Promo Suku Bunga Ringan & Keuntungan Menarik untuk Rumah Impian

Dalam satu kesempatan, Hashim S Djojohadikusumo selaku utusan delegasi RI untuk forum tersebut membeberkan sederetan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT).

Tidak tanggung-tanggung, deretan perencanaan strategis yang telah dipaparkan Hashim merupakan proyek jangka panjang, rancangannya tercatat hingga 2040.

Proyeksi biaya investasi sepaket program tersebut mencapai US$ 235 miliar (Kurs terkini R015.855) atau setara dengan Rp 3.725 triliun, hampir mencapai Rp4.000 triliun.

Baca Juga: BRI Peduli Berdayakan Eks Pekerja Migran Indonesia di Indramayu Demi Tingkatkan Kesejahteraan Ekonomi Lokal

Adapun program investasi yang telah disiapkan Kabinet Merah Putih Prabowo mencakup proyek pembangkit listrik berbasis energi bersih.

Mulai dari pemanfaatan tenaga air, angin, dan surya; panas bumi, serta nuklir, ungkap Hashim dilansir dari Antara pada Senin, 18 November 2024.

Proyek yang paling menarik perhatian masyarakat Indonesia, bahkan negara di seluruh dunia adalah program pembangkit listrik tenaga listrik.

Baca Juga: Usir Politisi, Polisi, dan Kartel Narkoba, Ternyata Kota di Meksiko Ini Hidup Tanpa Aturan Negara

Dalam kajian analisis kelaikan realisasi proyek, setidaknya terdapat tiga provinsi potensial yang dilirik Pemerintah RI untuk membangun tenaga nuklir.

Ketiga provinsi yang disebut laik dan aman meliputi Kabupaten Bengkayang di Kalimantan Barat; Pulau Galesa di Bangka Belitung; dan Jepara di Jawa Tengah.

Lantas, provinsi manakah yang kemudian dipilih Presiden RI Prabowo untuk dibangun PLTN pertama di Indonesia ini?

Baca Juga: Usir Politisi, Polisi, dan Kartel Narkoba, Ternyata Kota di Meksiko Ini Hidup Tanpa Aturan Negara

Bangka Belitung menjadi jawabannya. Pada dasarnya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir sudah mulai disosialisasikan oleh Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) kepada masyarakat Bangka Belitung sejak 2023.

Diinformasikan oleh Anggota DEN, Agus Puji Prasetyono pada tahun lalu, masyarakat sekitar PLTN sudah menerima dengan tangan terbuka terkait realisasi proyek EBT tersebut.

Terbaru, perusahaan asal Amerika Serikat PT Thorcon International Pte, Ltd mulai menjajal proyek tenaga nuklir di Bangka Belitung.

Baca Juga: Aturan Baru Mendikdasmen, Sekolah dan Siswa Wajib Terapkan Program Ini Mulai Desember 2024

Menggandeng Universitas Bangka Belitung, menurut pernyataan perwakilan perusahaan energi AS Bob S Effendi.

“Kami akan melakukan penandatanganan MoU dengan Universitas Bangka Belitung,” ucap Bob, dikutip dari laman resmi Pemprov Babel.

Perencanaan tersebut pun disambut baik oleh Erzaldi Rosman yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur Bangka Belitung.

Baca Juga: Dengan BRImo, Investasi Syariah Sukuk Tabungan ST013 di BRI Kian Mudah dan Aman

Begitu pula dengan Suganda selaku Penjabat Gubernur Babel, dukungan penuh diberikan pihak berwenang di tingkat daerah.

Perlu diketahui, proyek ambisius ini merupakan salah satu pijakan dasar RI dalam mengupayakan realisasi dukungan energi bersih di tahun 2060 mendatang.

Prabowo pun mengungkap bahwa proyek nuklir akan digesa Pemerintah RI untuk kepentingan damai, salah satunya adalah penyokong energi bersih demi mencapai Net Zero Emission 2060.***

Rekomendasi