Tak Hanya Teras Cihampelas, ‘Proyek Imajinasi’ Ridwan Kamil Ini Dihantui Investasi Gagal Rp3 Triliun di Jawa Barat

inNalar.com – Ridwan Kamil, yang dikenal sebagai mantan Wali Kota Bandung yang kini tengah mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

Dalam kampanyenya, ia sempat menyebut bahwa pemimpin perlu berimajinasi dalam membangun daerah, terlepas berakhir sukses atau pun gagal.

Namun, di balik ambisi tersebut, terdapat catatan hitam berupa proyek gagal ‘Disneyland’ yang dahulu ditaksir nilai investasinya Rp3 triliun di Jawa Barat.

Baca Juga: Pertama di Indonesia! Rumah Sakit Jakarta Barat ini Gunakan Teknologi Robotik Untuk Operasi Jantung

Hingga hal ini membuat kontras antara proyek yang dibanggakan dan kenyataan investasi yang menguap sehingga menimbulkan mengenai calon gubernur satu ini.

Ridwan Kamil memulai karier politiknya sebagai Wali Kota Bandung pada tahun 2013.

Yang dikenal melalui berbagai inovasi dan program yang berorientasi pada infrastruktur.

Baca Juga: Habiskan Biaya Revitalisasi Rp46 Miliar, Pasar Kebanggaan Lampung Ini Mampu Tampung 799 Pedagang

Lalu pada tahun 2018, RK terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat dan melanjutkan berbagai proyek pembangunan infrastruktur serta program sosial.

Yang meskipun terlihat telah memberikan kontribusi yang baik terdapat mantan Wali Kota ini memiliki kontroversi, terutama terkait dengan pengelolaan anggaran dan pelaksanaan proyek.

Dan pada kampanye Pilkada DKI Jakarta Ridwan Kamil kembali menuai sesuatu yang menjadi perhatian publik lewat salah satu proyek yang diusungnya.

Baca Juga: Melalui COP 29, Indonesia Berkomitmen Tingkatkan Proyek EBT hingga 75% Demi Kendalikan Perubahan Iklim

Ridwan Kamil menggagas proyek Disneyland di Kepulauan Seribu, yang mencakup berbagai gagasan ambisius untuk meningkatkan daya tarik wisatawan ke DKI Jakarta.

Proyek-proyek ini termasuk revitalisasi ruang publik dan membuat sebuah destinasi wisata menyenangkan di Kepulauan Seribu.

Calon gubernur ini menunjukkan visi futuristiknya untuk Jakarta dengan harapan dapat menarik perhatian pemilih.

Baca Juga: Digeber Prabowo Subianto, Dulu Proyek Nuklir di Indonesia Sudah Bikin Presiden RI Ini Menggebu-Gebu

Namun, tentu saja konsep ini tidak lepas dari kritik, terutama dari pihak oposisi yang mempertanyakan realisasi dari proyek-proyek tersebut.

Terutama apabila menyoroti bahwa Proyek Disneyland yang sebelumnya hendak ia bangun di Jawa Barat berakhir gagal alias belum terealisasi dengan baik di Jawa Barat.

Hal ini membuat sebagian publik merasa skeptis terhadap pelaksanaan nyata dari usulan Proyek Disneyland tersebut.

Baca Juga: Beralih ke Era Prabowo, PLTS Terbesar se Asia Tenggara di Jawa Barat Ini Masih Jadi Proyek EBT Kebanggaan RI

Salah satu isu tersebut adalah proyek gagal ‘Disneyland’ serupa dengan apa yang diambisikannya di Kepulauan Seribu.

Sebelumnya, investasi proyek ‘Disneyland’ ini diproyeksikan menelan biaya investasi sebesar Rp3 triliun. Difokuskan pembangunannya di Cikarang, Jawa Barat tetapi akhirnya tidak kunjung terealisasi.

Investasi ini seharusnya menjadi bagian dari upaya pemerintah provinsi untuk menarik investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Tentu saja dampak dari kasus ini cukup signifikan, karena banyak pihak merasa kecewa dengan hal ini.

Karena begitu banyaknya potensi ekonomi yang hilang akibat ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola investasi tersebut.

Sehingga kegagalan dalam merealisasikan investasi Rp3 triliun menjadi sorotan bagi kredibilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Masyarakat mulai mempertanyakan apakah ia mampu memenuhi janji-janji kampanyenya jika terpilih nanti, bahkan untuk proyek serupa seperti ‘Disneyland’ nya Jakarta.

Sehingga perbandingan antara janji kampanye saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dan realisasi proyek sebelumnya dinilai menjadi bahan evaluasi penting bagi pemilih.

Bahkan banyak dari para ahli politik dan ekonomi juga memberikan pandangan kritis terhadap situasi ini.

Pihak-pihak tersebut menilai meskipun RK memiliki visi yang menarik, rekam jejaknya dalam merealisasikan proyek-proyek besar patut dipertimbangkan oleh pemilih.***

Rekomendasi