

inNalar.com – Dalam beberapa minggu terakhir, dunia media sosial Indonesia dihebohkan oleh Ferry Irwandi yang menantang para praktisi santet.
Yang di mana hal tersebut mengundang perseteruan dengan Ria Puspita yang merupakan seorang mantan dukun santet.
Hal ini dimulai pada tanggal 19 Oktober 2024, Ferry Irwandi memposting tantangan di akun X pribadi miliknya.
Baca Juga: Hasil Timnas Indonesia vs Arab Saudi Skor Final 2-0, Peluang Emas Menuju Piala Dunia 2026
Dalam cuitannya, Ferry meminta para dukun untuk membuktikan kemampuan mereka dalam melakukan santet.
Dengan menawarkan hadiah berupa mobil Alphard bagi siapa saja yang berhasil menyantetnya.
Bahkan pendiri dari Malaka Project ini juga mencantumkan informasi pribadi seperti nama lengkap, usia, tempat lahir, dan tinggi badan untuk mempermudah proses tersebut.
Baca Juga: BRI Gelar Bazaar UMKM BRILiaN: Perkuat Pemberdayaan UMKM, Pelesat Jangkauan Pasar Usaha Mikro
Yang sontak postingan tersebut langsung menarik perhatian publik dan memicu berbagai reaksi.
Tantangan ini semakin viral ketika pada tanggal 7 November 2024, seorang pria dari Yogyakarta mengaku sebagai dukun yang siap menyantet Ferry.
Untuk melakukan pembuktian salah satu konten kreator di bawah naungan Close The Door tersebut melakukan siaran langsung pada akun Youtube.
Baca Juga: Wajib Dibaca! Simak Jadwal Seleksi SKB CPNS 2024, Dilengkapi Bocoran Materi Resminya
Yang ternyata pada sesi tersebut sama sekali tidak ada kejadian aneh yang terjadi pada Ferry Irwandi.
Bahkan siaran langsung tersebut malah memperoleh keuntungan dari saweran hingga total Rp 36 juta.
Beberapa hari setelah tantangan tersebut, kanal YouTube Malam Mencekam mengunggah video yang menampilkan Ria Puspita.
Dalam video itu, Ria menanggapi tantangan tersebut dengan pernyataan kontroversial bahwa dirinya bisa membunuh Ferry Irwandi.
Tentu saja pernyataan tersebut dianggap ancaman serius dan akhirnya memicu ketegangan di antara kedua belah pihak.
Konten kreator yang mendirikan Malaka Project tersebut memberikan respon berupa dua pilihan kepada pihak Ria Puspita dan Malam Mencekam.
Pilihan tersebut adalah melakukan santet dalam waktu 1×24 jam atau melakukan permintaan maaf secara publik.
Setelah mendapatkan tekanan dari publik dan melihat dampak dari situasi ini, pihak “Malam Mencekam” akhirnya mengeluarkan video berisi permohonan maaf.
Dalam video tersebut, mereka menyatakan penyesalan atas konten yang diunggah dan menarik video yang menampilkan Ria Puspita sebagai bentuk tanggung jawab.
Tentu saja video permintaan maaf juga penghapusan konten yang dilakukan oleh pihak Malam Mencekam tersebut langsung dihujani berbagai kecaman dari publik.
Dan Insiden ini menjadi pelajaran bagi para kreator konten untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan.
Terutama pada pernyataan yang dapat dianggap provokatif atau berpotensi menimbulkan masalah hukum serius.***