

inNalar.com – Pada malam 19 November 2024, debat ketiga calon gubernur dan wakil gubernur Aceh berlangsung di The Pade Hotel, Aceh Besar.
Debat ini diadakan dalam rangka Pilkada 2024 dan diikuti oleh dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh.
Yaitu pasangan Bustami Hamzah-M Fadhil Rahmi calon gubernur dan wakil gubernur dengan nomor urut 1. Dan pasangan Muzakir Manaf alias Mualem-Fadhlullah Dekfad cagub dan cawagub dengan nomor urut 2.
Baca Juga: Progres Sudah 16,4 Persen, Prabowo Bablaskan Proyek Tol Bocimi di Sukabumi hingga Cianjur?
Acara yang seharusnya menjadi ajang penyampaian visi-misi dan debat para calon pemimpin provinsi ini malah berakhir dengan kericuhan yang tidak terduga karena adanya tuduhan kecurangan pada salah satu paslon.
Debat Pilkada ini mengusung tema yang relevan dengan tantangan dan harapan masyarakat Aceh.
Yang dimulai dari pasangan calon nomor urut 2, Muzakir Manaf-Fadhlullah yang memulai debat dengan penyampaian visi-misi mereka.
Muzakir, yang merupakan mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), menjelaskan rencana dan program yang akan dilaksanakan jika terpilih sebagai gubernur.
Yang lalu setelahnya giliran Bustami Hamzah untuk menyampaikan visi-misinya.
Pada saat tersebutlah ketegangan mulai muncul saat Bustami Hamzah tengah berbicara.
Baca Juga: Jangan Terlewat! Ini Berkas Persyaratan dan Tata Cara Unggah Dokumen Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2
Para pendukung pasangan cagub dan cawagub Aceh nomor urut 2 mulai berteriak dan mengklaim adanya kecurangan.
Tuduhan tersebut diduga karena adanya clip-on microphone yang terpasang di kerah baju paslon nomor urut 1, yang di mana alat tersebut digunakan untuk pembuatan konten pribadi.
Namun para pendukung pasangan nomor urut 2 menuduh bahwa alat tersebut digunakan untuk berkomunikasi secara diam-diam selama debat.
Baca Juga: Hasil SKD CPNS Kemenag 2024 Telah Diumumkan! Peserta yang Lulus dan Lanjut Tes SKB Ternyata Segini
Meskipun pihak panitia coba menahan dan memberi tahu bahwa microphone tersebut telah dilepas protes ini kian memuncak.
Hingga akhirnya seorang dari kubu pendukung Muzakir-Manaf menerobos ke arah panggung sambil meneriakkan tuduhan kecurangan.
Sontak pihak keamanan dan panitia debat Pilkada berusaha meredam situasi yang semakin memanas. Dan kemudian kedua pasangan calon kemudian dibawa ke belakang panggung untuk menjaga keselamatan mereka.
Baca Juga: 37.849 Peserta Lulus SKD CPNS 2024, Ini Besaran Gaji Pokok PNS Kemenag yang Resmi Naik 8 Persen
Siaran dari acara debat ini pun langsung dihentikan dengan waktu yang cukup lama.
Hingga ketua KIP Aceh, Agusni AH, menyatakan bahwa debat harus dihentikan karena ketegangan yang terjadi dan durasi acara telah melewati batas waktu siaran televisi.
Agusni AH mewakili KIP provinsi ini juga meminta maaf kepada publik atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh insiden tersebut.
Setelah kericuhan, Bustami Hamzah membantah tuduhan tersebut dengan menjelaskan bahwa alat yang digunakannya adalah mikrofon biasa.
Yang di mana dipakai untuk dokumentasi suara dan bukan alat komunikasi dua arah seperti yang dituduhkan.
Pihak paslon nomor urut 1 juga menegaskan bahwa tidak ada larangan penggunaan alat tersebut dalam tata tertib debat. Bahkan alat tersebut sudah digunakan sejak awal.
Tak hanya itu para pendukung Bustami juga menganggap KPI memberikan pernyataan yang cenderung menyalahkan dan menyudutkan kubu mereka.
Di sisi lain, juru bicara tim pemenangan Muzakir Manaf menyayangkan insiden tersebut dan menganggap bahwa protes mereka seharusnya tidak dilakukan dengan cara tersebut.
Karena sebenarnya ada cara yang lebih baik dan sesuai prosedur untuk bisa melakukan protes atau interupsi dalam debat selain cara yang anarkis.
Kerusuhan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai integritas proses pemilihan di Aceh.
Kritik pun muncul terhadap KIP daerah ini terkait pengelolaan acara dan penegakan aturan yang dianggap berat sebelah.
Ketua KIP Aceh menyatakan bahwa dugaan pelanggaran akan diselidiki lebih lanjut, namun hingga saat ini belum ada keputusan mengenai kelanjutan dari kejadian tersebut.***