Investasi Final Rp111,5 Triliun! Proyek Tangguh di Papua Barat Jadi yang Pertama Gunakan Teknologi Canggih Ini

inNalar.com – Pemerintah Indonesia menerima keputusan investasi akhir untuk mega proyek Tangguh Ubadari di Papua Barat, sebuah proyek besar yang melibatkan penggunaan teknologi canggih dalam sektor migas.

Mega proyek ini mendapatkan investasi besar, sekitar 7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp111,5 triliun. Keputusan ini diumumkan oleh CEO BP, Murray Auchincloss, di London.

Mega Proyek Tangguh Ubadari menjadi salah satu proyek pertama yang menggunakan teknologi Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS) dan Compression (UCC) di Papua Barat.

Baca Juga: HORE! Anak Pensiunan PNS 2024 Peroleh Tunjangan di Desember Nanti, Segini Nominalnya

dilansir dari kppip.go.id, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjadi penanggung jawab proyek besar ini.

Mega Proyek Migas Menggunakan Teknologi UCC

Dengan menggunakan teknologi UCC, proyek Tangguh UCC ini bertujuan untuk menangkap, memanfaatkan, dan menyimpan karbon yang dihasilkan selama proses produksi gas.

Baca Juga: Game Changer Prabowo Yang Bikin Heboh PNS: Skema Single Salary Apakah Cair Desember Nanti?

Teknologi ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan karbon yang lebih efisien dan ramah lingkungan target sekuestrasi sekitar 15 juta ton CO2 pada fase awal. 

Bahkan kemungkinan akan lebih, mengingat kapasitas penyimpanan CO2 yang besar di daerah Papa Barat ini.

Proyek Tangguh ini bahkan diproyeksikan bakal menjadi penambah sumber daya Indonesia sebesar 3 triliun kaki kubik gas untuk kebutuhan energi Asia, menurut keterangan resmi melalui laman British Petroleum.

Baca Juga: Zeda Salim Tetiba Jadi Sorotan, Sosok yang Disebut Miliki Kedekatan dengan Ammar Zoni

Memperkuat Komitmen Indonesia dalam Bidang Energi dan Menarik investor Asing

Investasi hingga 111,5 triliun ini menunjukkan keyakinan para Badan Pengusahaan (BP) dan mitra-mitra lain terhadap iklim investasi di Indonesia.

Hal ini selaras dengan pernyataan Presiden Prabowo yang menyatakan bahwa banyak perusahaan besar yang berkomitmen untuk berinvestasi lebih lanjut di Indonesia.

Baca Juga: Waspada! Besok Pilkada, Jangan Sampai Terima ‘Serangan Fajar’: Ada Ancaman Pidana dan Dendanya Lho

Hal ini menandakan bahwa ekonomi Indonesia terus berkembang dan telah menarik berbagai investor asing.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menambahkan bahwa keputusan investasi di Papua Barat ini dicapai setelah evaluasi yang mendalam bersama SKK Migas.

Pemerintah Indonesia menyambut baik dan memberikan dukungan penuh terhadap mega proyek migas ini, sebagai bukti bahwa sektor migas Indonesia masih menjadi daya tarik yang besar bagi investasi global.

Salah satu komponen utama dari proyek ini adalah pengembangan lapangan gas Ubadari yang akan meningkatkan perolehan gas dengan teknologi EGR (Enhanced Gas Recovery).

Mengembangkan Infrastruktur di Papua Barat

Selain itu, mega proyek ini juga mencakup pengembangan infrastruktur yang ada di fasilitas Tangguh LNG yang terletak di Papua Barat.

Fasilitas Tangguh akan diperluas untuk mendukung produksi migas dimana perkiraan pembangunannya dimulai pada tahun 2028.

Dengan adanya pengembangan infrastruktur yang lebih besar dan efisien, mega proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian Indonesia.

Proyek ini juga menjadi proyek CCUS skala besar di Indonesia, dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 mencapai 1,8 Gigaton.

Tangguh UCC juga menjadi proyek pertama yang dikembangkan dalam skala besar dengan potensi untuk melakukan sekuestrasi sekitar 15 juta ton CO2 pada fase awal.

Melalui mega proyek ini, Indonesia semakin memperkuat komitmennya terhadap upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan memitigasi dampak pemanasan global.

Mega Proyek Memberikan Dampak Ekonomi, Khususnya Papua Barat

Proyek ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi Indonesia, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap ekonomi daerah, khususnya di Papua Barat.

Pemerintah Indonesia telah melakukan p pengembangan tenaga kerja lokal melalui proyek Tangguh Ubadari ini.

Dapat dilihat dari 99% tenaga kerja operasional yang bekerja di Tangguh UCC merupakan warga negara Indonesia, dan 70% di antaranya berasal dari Papua.

Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pemberdayaan masyarakat lokal, yang diharapkan dapat terus berkembang seiring berjalannya proyek ini.

Bahkan, pemerintah menargetkan bahwa 85% tenaga kerja operasional di proyek ini akan berasal dari Tanah Papua pada tahun 2029.

Hal tersebut menunjukkan bahwa proyek ini memberikan peluang besar bagi masyarakat Papua untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di sektor migas.

Jadi, secara keseluruhan, mega proyek Tangguh Ubadari yang melibatkan investasi sekitar 7 miliar dolar AS ini bukan hanya memberikan kontribusi besar terhadap sektor energi Indonesia.

Tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, pengurangan emisi karbon, dan pengembangan tenaga kerja lokal.

Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia terus menjadi tujuan yang menarik bagi investor internasional, serta berkomitmen untuk mengembangkan energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.*** (Aliya Farras Prastina)

Rekomendasi