

inNalar.com – Habib Jafar membagikan beberapa tips agar tidak terjebak dalam fanatisme beragama ketika seorang muslim sering menyimak ceramah dari media sosial.
Pasalnya, Habib Jafar mengungkap bahwa terdapat sebuah alogaritma echo chamber di dalam ruang media sosial yang dikhawatirkan bisa menyebakan seorang muslim terjebak di dalam perilaku fanatisme beragama.
Habib Jafar pun menyajikan hasil riset yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat atau PPMI (2020) bahwa media yang mengandung konten konservatif cenderung lebih diminati di dunia maya daripada media yang mengandung konten moderat.
Baca Juga: Setelah 33 Tahun Menanti, Napoli Berhasil Menjuarai Liga Italia Serie A 2022/2023
Hasil penelitian PPMI di tahun selanjutnya diungkap oleh Habib Jafar bahwa pengguna media sosial sebagai sarana belajar agama cenderung hanya mengakses konten dari satu sudut pandang pendakwah.
Kemudian, Habib Jafar menjelaskan lebih lanjut bahwa pilihan kontennya pun diambil berdasarkan tingkat popularitas sang penceramah di media sosial, bukan pada tingkat keilmiahan yang disampaikan olehnya.
Habib Jafar melihat fenomena ini sebagai sebuah gambaran bahwa terlihat adanya pola perilaku fanatisme beragama yang dilakukan oleh pengguna media sosial muslim.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta Menurut BMKG Hari Ini: Waspada Hujan Petir
Artinya, jika seorang muslim mulai menjadi fanatik terhadap seorang penceramah dan tidak ingin mengetahui pandangan dari sosok lainnya di media sosial, maka ada kekhawatiran bahwa sosok penceramah tersebut akan dijadikan sebagai satu-satunya kebenaran olehnya.
Habib Jafar menuturkan bahwa media sosial memiliki alogaritma yang dapat membuat seorang muslim dikhawatirkan terjebak dalam echo chamber.
Dilansir dari Cambrige Dictionary, ungkapan echo chamber artinya adalah suatu keadaan di mana orang hanya mendengar pendapat dari satu jenis atau opini yang mirip dengan pendapat mereka sendiri.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di DKI Jakarta Hari Ini Menurut BMKG: Awas Hujan dan Petir
Menurut Habib Jafar, seorang muslim yang belajar atau menyimak kajian agama melalui media sosial, perlu memiliki strategi khusus agar terhindar dari jebakan echo chamber yang bisa berakibat pada fanatisme beragama.
Tips Habib Jafar yang pertama adalah dengan berupaya melihat opini dari sumber penceramah lainnya agar alogaritma media sosial tidak mengarahkan seorang muslim pada jebakan echo chamber yang berujung pada fanatisme dalam beragama.
Tips Habib Jafar yang kedua adalah dengan berusaha kritis dalam berpikir dan kritis dalam menyerap informasi dengan hati nuraninya pada saat menyimak sebuah kajian atau ceramah di media sosial.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Wilayah Bekasi Hari Ini Jumat 5 Mei 2023: Sedia Payung Sebelum Hujan
Habib Jafar pun menjelaskan bahwa cara agar seorang muslim lebih mudah untuk bisa berpikir kritis dan menyerap informasi dengan hatinya yaitu dengan memperhatikan petuah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu.
Nasihat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu ia menyampaikan bahwa dakwah Islam itu membawa kegembiraan, memudahkan, dan mempersatukan umat.
Habib Jafar juga menekankan bahwa inti ajaran Islam adalah rahmat atau cinta akhlak, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pertama kali menanamkan nilai tersebut pada masa awal dakwahnya di kota Mekah.
Demikian pula pada ulama madzhab terkemuka, seperti Imam Syafi’i. Berdasarkan penjelasan Habib Jafar, ia menyatakan bahwa meski madzhabnya benar, tetapi bisa saja mengandung kesalahan. Oleh karena itu ia menyarankan agar seorang muslim pun mendengar fatwa dari madzhab lainnya agar terhindar dari kesalahan dan meraih kebenaran yang sesungguhnya.
Betapa menakjubkannya keteladanan seorang ulama madzhab Imam Syafi’i ketika ia meminta setiap muslim untuk tetap berhati-hati agar setiap muslim tidak terjebak dalam fanatisme beragama.***