

inNalar.com – Masyarakat Indonesia sempat digemparkan dengan aksi hacker Bjorka yang menjual beberapa data penting, kini muncul hacker baru bernama LockBit.
Aksi hacker LockBit tak jauh berbeda dengan Bjorka. LockBit mengklaim menyebarkan data nasabah BSI (Bank Syariah Indonesia) di dark web.
Tapi faktanya seorang warganet Twitter @Paltiwest mengungkapkan bahwa data tersebut bukanlah data rahasia karyawan dan nasabah BSI
Baca Juga: Diserang Netizen Indonesia Usai Keributan di Final SEA Games 2023, Jirayut Malah Beri Komentar Kocak
“Tadi pagi ramai berita bahwa kelompok Ransomware LockBit akhirnya sebar 1,5 TB data karyawan dan nasabah BSI ke internet.
Kabarnya mereka membocorkan data tersebut di dark web.
Benarkah data yang disebarkan tersebut adalah data rahasia karyawan dan nasabah BSI?!,” tulisnya.
Baca Juga: Ria Ricis Sebut Moana Indigo, Ustadz Faizar Sebut Keistimewaan Itu Sebagai Kutukan
Kemudian @Paltiwest mencoba berkomunikasi dengan seorang hacker yang sudah bertobat, bahwa data tersebut tidak menarik.
“Gue tanya dong sama si bro terkait hal ini..
Ya namanya ini bidang dia, dia langsung tune in aja soal kehebohan pagi ini..
Baca Juga: Manchester City vs Real Madrid Leg 2 di Liga Champions: Bakal Ada Comeback Jilid 2?
Bagi dia data tersebut tidak menarik karena ternyata cuma sebatas bobol komputer/laptop seorang pegawai,” tulisnya.
Menurutnya, data-data yang dimiliki oleh LockBit tidak perlu ditanggapi oleh BSI.
“Nih data yang didapatkan oleh LockBit..
Data core banking mana ada yang null gini..
Dan menurut dia dah benar ga usah ditanggapin oleh BSI,” tulisnya.
@Paltiwest kembali menegaskan bahwa apa yang dilakukan LockBit hanyalah prank.
“Teman gw ini juga bilang bahwa download data 1,5 TB itu ga bisa lama dan butuh waktu yang cukup lama..
Kita aja sih yang ga kapok-kapok diprank..
Kemarin sama Bjorka sekarang sama LockBit,” tulisnya.
Namun justru yang berbahaya bukanlah privasi data bank, melainkan hacking akibat mengklik link tertentu.
“Serangan siber seperti ini memang semakin banyak..
Bukan hanya menyasar perbankan tapi juga semua institusi di seluruh dunia, bukan hanya Indonesia..
Sadarkah kita kalau teman atau saudara kita pernah cerita HP mereka dihack karena click sebuah link?!,” tulisnya.
Yang perlu diwaspadai adalah hacker bisa menggunakan nomor ponsel orang lain untuk menipu.
“Sebagai informasi tambahan dari teman gw, Yang bahaya itu bukan pencurian data kaya gini. Sistem perbankan jelas uda lebih kuat, cek aja capex IT bank2 di indo berapa besar.
Cuma ada celah besar yang sering jadi target komplotan penipu, yaitu phising dan skimming,” tulisnya kembali.
Dirinya meminta kepada semua pihak yang memiliki data penting untuk menjaga kerahasiaan agar tidak bocor dan disalahgunakan karena aksi phising.
“Phising lebih gila lagi sekarang. Nah ini bank2 dan regulator harus kencengin literasi biar makin banyak nasabah yang ga kena tipu.
Nasabah juga jangan sembarangan klik link yang dikasih sama orang lain,” pungkasnya.***(Faizal)