

Gianyar, inNalar.com – Dari 3.957 kampung binaan BRI, Desa BRILiaN yang berada di Bali ini sangat unik, bahkan berbeda dari yang lain.
Keunikan Desa BRILiaN di Kabupaten Gianyar ini tidak hanya datang dari alamnya yang cantik sebagaimana desa wisata kebanyakan di Bali.
Hal yang membuat kampung ini menarik perhatian justru datangnya dari para penghuni di mana hampir semuanya merupakan pecinta seni.
Kampung ini menjadi pusat kesenian di Pulau Dewata. Pasalnya, hampir seluruh masyarakat desanya mahir melukis.
Tidak hanya berbakat dalam melukis, mereka juga lihai dalam membuat patung, mengukir kayu, dan menciptakan berbagai karya seni.
Bakat seni yang secara kolektif dikuasai oleh hampir seluruh penduduknya ini ternyata dapat ditelusuri jejaknya melalui sebuah prasasti bersejarah.
Inilah Desa Batuan, Kepala Desa Ari Anggara menjelaskan bahwa nama perkampungannya ini berasal dari kata ‘baturan’ yang berarti Prasasti Baturan.
Rupanya aktivitas seni dan budaya telah dikisahkan dalam prasasti bersejarah ini. “Desa kami adalah salah satu dari sedikit desa tua di Bali yang memiliki potensi kebudayaan yang melimpah,” ujar Ari.
“Beberapa tari endemik juga lahir dari desa ini. Selain itu juga dikenal sebagai desa segudang Pelukis, Seniman Ukir, Seniman Karawitan, Tabuh, dan Pengrajin-pengrajin yang memang sudah tersohor di Provinsi Bali,” terangnya.
Lebih lanjut, ia pun mengatakan bahwa generasi muda yang tinggal di Desa Batuan masih terus melestarikan bakat seni mereka.
Hal ini tampak ketika mereka tetap berusaha mengembangkan sanggar kesenian yang ada di desanya.
Seni lukis batuan juga menjadi salah satu kesenian khas Desa BRILiaN di Gianyar, Bali ini.
Dengan detail ornamen yang kompleks, keunikan ini bahkan dijadikan warisan budaya tak benda pada tahun 2018.
Sebagai informasi, Desa BRILiaN ini juga memiliki beberapa pura bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Salah satunya adalah Pura Puseh Batuan. Keberadaannya tidak hanya memperkaya pengalaman spiritual pengunjung.
Namun juga memberikan sumbangsih signifikan terhadap perekonomian lokal melalui sektor pariwisata dan budaya.
Ketua BUMDesa Praja Kerta Desa Batuan, Gianyar Bali Ni Luh made Sukma Dewi pun menambahkan secara detail mengenai Desa BRILiaN ini.
Ia mengungkap, Desa Batuan memiliki unit usaha yang beragam. Mulai dari warung, pengelolaan sampah, hingga program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat atau Pamsimas.
Selain itu, ada pula tempat pengolahan sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang merupakan pola pengelolaan sampah di tingkat kawasan atau komunal dan keberadaan AgenBRILink.
Baca Juga: Perluas Inklusi Keuangan di Kawasan Asia Tenggara, BRI Luncurkan BRImo di Timor Leste
“Khusus unit usaha pengelolaan sampah, masing-masing Banjar (Dusun) sebulan sekali membawa sampah ke Balai Banjar,” tutur ketua BUMDesa.
“Lalu petugas melakukan pencacahan sampah langsung di lakukan di TPS3R kemudian membuat kompos,” lanjutnya.
Lebih dalam dari itu, BUMDesa Praja Kerta juga memiliki unit usaha Pusma Aman, yaitu pusat pangan jadi kompos yang dihasilkan dari TPS3R.
Baca Juga: Komitmen Dukung Pelestarian Lingkungan, BRI Menanam Ribuan Pohon Produktif di Desa Kutuh Bangli
Puspa Aman adalah program pemerintah yang berupaya untuk mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah ataupun lahan tidak produktif.
Lahan tersebut dapat dikembangkan sebagai penghasil pangan dalam memperbaiki gizi keluarga, sehingga dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.
“Sejak tahun 2022 kita mencoba menerapkan konsep ‘the right man on the right place‘ artinya kita memperbaharui unsur-unsur kelembagaan yang ada di Bumdesa untuk bisa lebih optimal memanfaatkan dan mengelola potensinya,” ujarnya.
Baca Juga: Gegara Ingkar Sumpah, Satu Kampung di Sulawesi Selatan Dikutuk Jadi Batu
Ari pun menambahkan, dengan berlimpah potensi yang ada, Desa Batuan akhirnya tergabung dalam program Desa BRILiaN pada tahun 2022.
Melalui program istimewa ini, Desa Batuan Sukawati mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan dari BRI dalam mengembangkan potensi desa.
“Tentunya melalui pemberdayaan dan pendampingan yang diberikan sangat berdampak pada pengembangan usaha,” tutur Ari.
“Nah sebagian dari pendapatan BUMDesa setiap tahunnya itu menjadi pendapatan asli desa yang digunakan kembali untuk membangun di desa.”
“Saya sangat berharap apa yang telah menjadi warisan di Batuan terutama warisan kebudayaan yang telah kita warisi lebih dari 1000 tahun lalu tetap tumbuh dan eksisi di masyarakat,” tutup Ari.
Pada kesempatan terpisah, SEVP Ultra Mikro BRI M. Candra Utama mengungkapkan Desa BRILiaN adalah program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktek kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis sustainable development goals (SDG’s).
Baca Juga: Nilai Investasinya USD 900 Juta, Proyek Tambang di Kalimantan Barat Ini Hampir Rugikan Negara
Sampai triwulan III 2024, Program Desa BRILiaN tercatat telah diikuti oleh 3.957 desa yang aktif bergerak berinisiatif dan berkomitmen untuk maju.
“Program Desa BRILiaN ini merupakan wujud nyata BRI yang terus berkomitmen untuk menciptakan social dan economic value kepada masyarakat. Semoga dapat memberikan kontribusi nyata dan positif bagi kebangkitan Ekonomi Masyarakat Desa,” ucap Candra.***