Bersembunyi di Hutan Gorontalo Sejak 1673, Penghuni Desa Misterius Ini Dulunya Rakyat yang Kabur dari Kejaran Belanda

inNalar.com – Banyaknya suku-suku di seluruh dunia membuat belum semuanya terjamah atau diketahui oleh masyarakat luas, salah satunya seperti mereka yang tinggal di desa misterius ini.

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki ribuan suku, salah satunya yakni menghuni desa misterius di hutan Gorontalo.

Gorontalo sendiri terletak di Semenanjung Minahasa, berjarak 194 kilometer dari provinsi tetangganya, yaitu Sulawesi Utara. 

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek, BMKG Umumkan Perpanjangan Status Peringatan Dini Terbaru

Masih banyak pepohonan lebat terpencil di wilayah ini yang belum terjamah oleh dunia luar, Hutan Boliyohuto menjadi salah satunya.

Siapa sangka, di kesunyian pedalaman hijau Gorontalo tersebut ternyata ada penghuninya, Suku Polahi inilah yang mendiami wilayah terpencil itu.

Melansir dari akun Youtube Nessie Judge, Suku Polahi adalah kelompok etnis paling asing yang tinggal di Hutan Boliyohuto sejak tahun 1673.

Baca Juga: Ini Dia 7 Uang Koin Kuno Termahal di Indonesia, Salah Satunya Bernilai Rp 100 Juta per Keping!

Merujuk dari laman gorontalo.bps.go.id, kata Polahi sendiri diambil dari kata bahasa daerah setempat yang pelafalannya “lahi-lahi” artinya “pelarian” atau lebih dalam maknanya, yaitu “sedang dalam pelarian”.

Nama desa misterius ini muncul karena dulunya orang-orang suku Polahi menjadi golongan masyarakat yang melarikan diri dari kejaran Belanda ketika masa penjajahan.

Kala itu, warga suku Polahi melakukan perlawanan terhadap kaum penjajah pada tahun 1673 hingga 1679.

Baca Juga: Warga Kaltara Bikin Kaget! Satu Kampung di Pucuk Gunung Kalimantan Utara Ini Semuanya Punya Mobil Mewah

Tidak ingin terkungkung di bawah kendali Belanda, banyak dari mereka yang melarikan diri ke dalam hutan dan menetap di desa misterius ini hingga sekarang.

Fakta Menarik Penghuni Desa Misterius, Suku Polahi, di Hutan Boliyohuto Gorontalo

1. Kebiasaan Nomaden

Suku Polahi memiliki kebiasaaan nomaden atau berpindah tempat tinggal. Menariknya, perpindahan dilakukan ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia.

Baca Juga: Desa di Minahasa Utara Ini Unik Banget, Ada Jembatan 3D Tersembunyi di Perut Hutan Mangrove

Dalam kepercayaan mereka, ketika ada seseorang yang meninggal di tempat yang disinggahi, maka tempat tersebut harus segera ditinggalkan.

Adapun jika tidak, maka bala atau kesialan akan menimpa anggota keluarga yang masih hidup.

2. Belum terbuka terhadap dunia luar

Sejak tahun 1600-an hingga saat ini, masih banyak masyarakat Suku Polahi yang menetap di lingkungan alam liar tersebut.

Baca Juga: Inilah 5 Uang Logam Kuno Indonesia yang Memiliki Harga Fantastis, Nomor 5 Tembus Rp950 juta

Memori pendudukan Belanda di kampung mereka menimbulkan adanya dugaan bahwa beberapa anggota suku masih menerapkan sikap anti penjajah.

Hal itu yang membuat mereka paranoid dan belum mau menerima orang dari luar suku Polahi.

3. Menggunakan bahasa Hulonthalo

Tahukah bahwa dalam kesehariannya, Suku Polahi biasa berkomunikasi dengan bahasa Hulonthalo.

Bahasa Hulonthalo ini adalah alat komunikasi lokal asli penduduk Gorontalo yang dituturkan oleh sekitar 900.000 orang sejak tahun 1989.***(Muhammad Imaduddin Suria)

Rekomendasi