Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek, BMKG Umumkan Perpanjangan Status Peringatan Dini Terbaru

inNalar.com – Status peringatan dini cuaca ekstrem telah diperpanjang, informasi tersebut diumumkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Peringatan dini diinformasikan BMKG berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek Keputusan ini seiring dengan meningkatnya cuaca ekstrem.

Peningkatan curah hujan tinggi yang terjadi di akhir tahun ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada tanggal 15 Desember 2024.

Baca Juga: Ini Dia 7 Uang Koin Kuno Termahal di Indonesia, Salah Satunya Bernilai Rp 100 Juta per Keping!

Status peringatan dini ini disampaikan langsung oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Ia menerangkan, curah hujan akan terjadi secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada tanggal tersebut, terkhusus bagi kawasan Jabodetabek.

Pada puncaknya pada tanggal tersebut curah hujan akan mencapai hingga 100 mm per hari.

Potensi curah hujan tinggi ini memerlukan kewaspadaan tinggi untuk mengantisipasi dampaknya terhadap wilayah Jabodetabek.

Baca Juga: Warga Kaltara Bikin Kaget! Satu Kampung di Pucuk Gunung Kalimantan Utara Ini Semuanya Punya Mobil Mewah

Menindaklanjuti peringatan dini dari BMKG ini, ada 3 faktor penyebab cuaca ekstrem bisa terjadi.

1. Bibit Siklon 91S

Bibit siklon ini terdeteksi di wilayah Samudra Hindia Barat Daya Lampung. Namun perlahan telah menjauh dari wilayah Indonesia.

2. Puncak Musim Hujan

Kondisi Indonesia yang memang memasuki puncak musim hujan yang lebih diperparah karena efek La Nina lemah.

Baca Juga: Desa di Minahasa Utara Ini Unik Banget, Ada Jembatan 3D Tersembunyi di Perut Hutan Mangrove

3. Median-Julian Oscillation (MJO)

Hal yang memperburuk kondisi dan membuat cuaca ekstrem di Indonesia yaitu fenomena yyang membawa gerombolan awan dari arah Samudra Hindia barat Indonesia.

BMKG bersama BNPB dan Pemprov Dki Jakarta bekerja sama untuk berusaha melakukan modifikasi cuaca.

Proses modifikasi dilakukan dengan cara memanfaatkan awan-awan yang masih berada di atas laut sebelum memasuki wilayah daratan.

Hal tersebut cukup berhasil mengurangi curah hujan di daratan mencapai hingga 30% dan menahan cuaca ekstrem.

BMKG menghimbau masyarakat terutama di wilayah Jabodetabek untuk tetap waspada dan rutin memantau perkembangan informasi cuaca.

Informasi mengenai perkembangan cuaca dapat di akses melalui aplikasi dan media sosial, dan kanal resmi milik BMKG.

Masyarakat juga diminta untuk tidak khawatir terhadap proses modifikasi cuaca tersebut, karena hanya mempengaruhi awan diatas laut.

Proses tersebut juga tidak akan menyebabkan banjir di daratan dan di wilayah lain.

BMKG juga mengingatkan bahwa cuaca memiliki sifat yang dinamis dapat mudah berubah. Maka masyarakat diharapkan selalu mengikuti perkiraan cuaca.

Dengan selalu mengikuti pembaruan perkiraan cuaca, merupakan langkah penting untuk memastikan keselamatan dan mengantisipasi dampak terhadap cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek.***

 

Rekomendasi