

inNalar.com – Kabar Twitter diberikan batasan untuk melihat tweet setiap harinya membuat pengguna media sosial tersebut heboh.
Di sela-sela keributan itu, Instagram memperkenalkan aplikasi bawaannya yang diberi nama Threads.
Threads sendiri adalah aplikasi besutan Meta, perusahaan yang menaungi Facebook dan Instagram yang dipimpin oleh Mark Zuckeberg.
Baca Juga: Tahukah Kamu, Sering Buang Air Kecil Jadi Tanda Awal Terkena Diabetes Melitus
Dengan tampilan yang sangat menyerupai Twitter, Threads memberikan pilihan alternatif bagi pengguna aplikasi burung biru tersebut.
Diketahui, Threads pertama kali dibuat pada tahun 2019 sebagai aplikasi pesan terpisah dari Instagram.
Memiliki fungsi yang sama seperti Facebook Messanger, aplikasi tersebut tidak mendapatkan antusiasme dari pengguna dan akhirnya diputuskan tutup pada tahun 2021.
Baca Juga: Buah-buahan Ini Memiliki Manfaat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Dijamin Ampuh!
Fungsi utama Threads kemudian melebur dengan Instagram menjadi fitur Direct Message atau DM.
Namun, dalam sebuah cuitan Twitter Minggu (2/7) lalu, ditemukan aplikasi kloningan Twitter dari Meta bernama Threads telah dirilis di Google Play Store.
Penemuan itu diunggah oleh seorang pengembang bernama Alessandro Palussi.
Baca Juga: Waspada, Ternyata Sering Minum Air Putih berlebihan Pertanda Awal Mengidap Diabetes, Kok Bisa?
Alessandro juga menyertakan tangkapan layar yang menampilkan beberapa elemen UI dari aplikasi tersebut.
Sekilas, elemen-elemen tersebut membuat platform baru ini mirip dengan Twitter.
Namun, diduga bahwa aplikasi ini muncul sebelum waktu rilis yang seharusnya.
Meski dapat ditemukan di Play Store, akan tetapi hasil penelusuran untuk “Threads” adalah aplikasi percakapan yang dikembangkan oleh Threads Android Team.
Diduga, Meta mulai mengembangkan aplikasi ini sejak Januari dengan nama “Project 92”.
Sayangnya, Meta belum mengumumkan tanggal resmi peluncuran aplikasi ini.
Meskipun demikian, kemunculan Threads yang kembali hadir setelah ditutup pada tahun 2021 sangat tepat dengan kegelisahan pengguna Twitter.
Elon Musk selaku pemilik Twitter sendiri mengklaim bahwa pembatasan aplikasi tersebut dilakukan untuk melawan pengumpulan data perusahaan kecerdasan buatan (AI).***(Ajeng Marcelliani)