

inNalar.com – Penerapan kurikulum merdeka di satuan pendidikan seluruh Indonesia telah mencapai angka 70%.
Diketahui kurikulum merdeka kini memberikan kebebasan bagi guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran mereka.
Kurikulum merdeka dirasa dapat menyesuaikan proses pembelajaran dengan karakteristik siswa di masing masing daerah seperti dikutip dari laman acerforeducation.com.
Tentu setiap daerah memiliki karakter siswa yang berbeda, sehingga dengan penerapan kurikulum merdeka dirasa pas bagi pembelajaran.
Dalam implementasinya, kurikulum memfokuskan pada beberapa hal.
Misalnya pada pembelajaran intrakurikuler, pembelajaran kokurikuler, dan pembelajaran ekstrakurikuler.
Pembelajaran intrakurikuler merupakan pembelajarab utama dalam implementasi kurikulum merdeka.
Pembalajaran ini dapat dilakukan secara terdiferensiasi sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Guru dapat memilih perangkat ajar serta jenis kegiatan yang mendukung capaian pembelajaran utama.
Fokus selanjutnya adalah pembelajaran kokurikuler pada implementasi kurikulum merdeka.
Pembelajaran ini merupakan bentuk dari penguatan profil pelajar Pancasila di lingkungan pendidikan.
Segala aktivitas siswa perlu dilandaskan pada karakter pelajar Pancasila dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan adanya pembelajaran kokurikuler diharapkan dapat membentuk kepribadian siswa sesuai dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.
Implementasi yang terakhir yaitu pembelajaran ekstrakurikuler. Pembelajaran ini telah dilaksanakan sejak kurikulum sebelumnya.
Lantas pembelajaran kurikulum ekstrakurikuler sangat membantu siswa dalam mengembangkan minat diluar aktivitas pembelajaran.***