Ada Rest Area Organik di Lampung? Rest Area Tol Terpeka Sulap Sampah Jadi Produk ini

inNalar.com – Provinsi Lampung punya cara uniknya tersendiri dalam mengelola berbagai fasilitas infrastruktur, termasuk rest area yang ada di Ruas Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka).

Pembangunan Jalan Tol Lampung Trans Sumatera, terkhusus untuk ruas tol Terpeka yang telah beroperasi sejak tahun 2019 lalu ini, juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung seperti rest area.

Semakin meningkatnya aktivitas di ruas tol Terpeka JTTS Lampung, tentu limbah sampah organik yang dihasilkan dari sisa-sisa makanan di sekitar rest area pun juga perlu diperhatikan dengan baik pengelolaannya.

Baca Juga: Gempar! Istana Terpendam Tanah di Kediri Jawa Timur Ini Muncul Akibat Banjir Bandang-Letusan Gunung Kelud

Ada yang unik di Rest Area 215B tol Terpeka Lampung, PT Hutama Karya membuat inovasi penanganan limbah rest area dengan membuat Unit Pengolahan Sampah dengan metode biokonversi dari larva Black Soldier Fly (BSF).

Melalui program binaan start up yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, PT Hutama Karya bersama perusahaan rintisan bersama-sama mendaur ulang sampah organik menjadi produk yang ramah lingkungan dan bersifat ekonomis, yaitu memproduksi pupuk organik dan maggot.

Dengan inovasi ini, diharapkan sampah organik dari sisa-sisa makanan rest area 215B tol Terpeka Lampung dapat diolah menjadi pakan ternak ikan dan unggas.

Baca Juga: Gempar! Istana Terpendam Tanah di Kediri Jawa Timur Ini Muncul Akibat Banjir Bandang-Letusan Gunung Kelud

Di samping mengatasi limbah hasil rest area tol Terpeka ini, program inovasi Unit Pengelolaan Sampah ini diharapkan juga bisa menaikkan kelas start up binaan agar bisa ikut mengembangkan program ini tidak hanya di satu rest area saja.

Start up binaan PT Hutama Karya nantinya diharapkan juga bisa mengembangkan sayapnya di pelayanan publik lainnya di ruas tol Lampung lainnya.

Kini, sampah organik yang dihasilkan dari rest area 215B tol Terpeka Lampung sendiri yaitu sekitar 100 hingga 150 kg perhari.

Baca Juga: Terpanjang di Asia Tenggara, Jembatan Situ Gunung Sukabumi Ketinggian 200 Meter Bikin Andrenalin Meluap

Setelah melalui proses pengolahan, nantinya sekitar 50 kg sisa sampah tersebut diolah menjadi maggot.

Dengan 1 kg maggot yang dihasilkan tersebut, nantinya akan bisa mengurai sampah organik sekitar 4 – 5 kg perhari.

Program unit pengelolaan sampah di rest area 215B ruas tol terpeka Lampung bisa menjadi contoh bagi pengembang tol di daerah lainnya dalam mewujudkan pembangunan infratruktur berbasis ramah lingkungan.

Selain itu, dengan adanya inovasi semacam ini diharapkan komunitas dan start up yang bergerak di bidang pengelolaan sampah dapat semakin berkembang beriringan untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan berkelanjutan.

Rest area 215B disebut menjadi rest area organik berkat inovasi program unit pengelolaan sampah organik ciptaan PT Hutama Karya, selaku penanggung jawab pembangunan tol Terpeka Lampung, yang cukup berbeda dari rest area yang lain.***

Rekomendasi