Ini Alasan Purwarupa Koin dari Bank Indonesia Bisa Terjual Rp 25 Juta di Tangan Kolektor Uang Kuno

inNalar.com – Bank Indonesia menjadi satu-satunya lembaga yang ditunjuk negara untuk mencetak dan mengedarkan uang di dalam negeri. Tentunya dengan begitu, jika rentang umur cetakanya sudah memasuki usia puluhan tahun statusnya pun akan menjadi uang kuno dan akan segera menjadi buruan para kolektor.

Semua uang kuno berupa kertas dan koin logam yang dahulu sempat digunakan, semuanya dicetak oleh Bank Indonesia melalui Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri)

Setiap jangka waktu tertentu alat tukar barang tersebut akan mengalami pergantian bentuk maupun desainnya.

Baca Juga: Kumpulin Koin Logam Rp50 Tahun 1996! Sekarang Harga Jualnya ke Kolektor Bisa Tembus Jutaan Rupiah

Koin logam juga tidak luput dari perubahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya menjaga agar terhindar dari pemalsuan dan menjaga kestabilan ekonomi negara.

Setiap penggantian yang dilakukan secara berkala oleh pemerintah, pastinya terdapat keunikan tersendiri daripada cetakan pendahulunya.

Hal tersebut bisa kalian sadari ketika sudah melihat bentuk visual dan desain yang beragam dari setiap koin di berbagai periode.

Baca Juga: Ingin Jual Uang Koin Kuno Namun Kondisinya Tak Terawat? Begini Cara Membersihkannya agar Nilai Jualnya Tinggi

Sebelum uang kuno dicetak secara masal dan diedarkan kepada masyarakat, Bank Indonesia terlebih dahulu akan menguji dan membuat prototipe kepingan logam tersebut.

Hal ini dilakukan oleh pihak Bank Indonesia untuk menjaga kelayakan koin agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang, meski nantinya pun sudah menjadi uang kuno.

Pencetakan prototipe atau purwarupa ini akan menghasilkan jenis koin proof yang berbeda dan spesial dibandingkan dengan masterpiece cetakan yang digunakan masyarakat.

Baca Juga: 16 Tahun Tambang Emas Dikuasai Asing, Emiten di Nusa Tenggara Barat Ini Berhasil Caplok Aset dari Perusahaan Terbesar di Dunia

Jenis proof sendiri hanya dibuat untuk menghasilkan prototipe atau purwarupa sehingga ketersediannya sangat terbatas.

Selain itu jenis proof bisa dibuat jika terdapat pesanan dari kolektor barang antik dan adanya keperluan numismatik.

Meskipun memiliki desain yang elegan dan jarang dicetak untuk keperluan umum, para kolektor dan numismatis menyarankan untuk tidak digunakan sebagai alat tukar.

Baca Juga: Inilah Kriteria Uang Bernomor Seri Cantik, Harganya di Kalangan Kolektor Bisa Tembus Fantastis

Jika hal tersebut dilakukan, maka bentuk dan penampilannya kemungkinan akan mengalami perubahan yang signifikan.

Recehan dengan jenis proof juga digunakan sebagai arsip dari perusahaan percetakan dan arsip dari pemerintah.

Pembuatanya yang cukup sulit, dibutuhkan ketelitian ekstra tinggi agar menghasilkan pantulan cahaya yang mengkilap dan terlihat elegan.

Setiap recehan proof memiliki tingkatan mengkilap yang berbeda antara satu dengan lainya.

Kalian dapat memeriksanya di lembaga grading Professional Coin Grading Service (PCGS) yang berskala internasional.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Laos Piala AFF 2024 Gratis Siaran Langsung RCTI Hari Ini 12 Desember 2024

Namun, kalian juga dapat memeriksanya di Bank Indonesia karena lembaga tersebut sudah sering menjalin kerjasama terkait penilaian grading.

Koin Rp2 Emisi 1970 menjadi salah satu bukti nyata bahwa uang kuno logam jadul jenis proof memiliki nilai jual sangat tinggi.

Recehan Rp2 tahun 1970 pernah terjual hingga 25 juta dalam acara pelelangan barang kuno di Indonesia.

Alasan kolektor menawar benda tersebut dengan nilai yang sangat tinggi karena derajat pantauan kilau sinar pada permukaan koin yang panjang, bersih serta mengkilau atau disebut DCAM.

DCAM hanya bisa ditemukan di benda jenis proof yang dicetak secara terbatas dan tidak akan ditemukan di benda-benda komersial.

Maka dari hal tersebut setiap benda yang dicetak oleh Bank Indonesia dengan jenis proof akan meningkatkan daya jual tinggi kepada para kolektor.***(Wahyu Adji Nugraha)