
inNalar.com – Berada di sudut terpencil Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Pulau Flores, terlahir rumah di sebuah kampung unik, mahakarya buatan manusia yang seolah dilukis oleh tangan ajaib para dewa.
Kampung adat di Nusa Tenggara Timur ini punya julukan yang unik, ‘surga di atas awan’. Selain memukau, keindahannya pun bisa meluluhlantakkan imajinasi para pengunjungnya, seolah membawa mereka ke panggung fairytale yang fatamorgana.
Ditambah dengan balutan kabut tebal dan diapit dengan gunung-gunung yang megah, rumah kerucut ini bak oase keindahan alam yang mampu menyihir setiap sorot mata manusia. Tidak heran desa ini digelari sebagai kota kecil tercantik di dunia.
Baca Juga: 3 Faktor Penentu Harga Jual Koin Kuno VOC Keluaran Tahun 1970 Makin Cuan
Desa wisata ini terletak di ketinggian yang ditaksir mencapai 1.200 mdpl, perjalanan menuju Wae Rebo akan memberikan pengalaman berharga yang unik bagi siapa saja yang hendak bertandang ke desa ini.
Perjalanan panjang untuk mencapai kampung unik ini juga tidak kalah melelahkan. Para pengunjung harus menempuh perjalanan menuju Desa Denge sebelum melakukan trekking pendakian yang memakan waktu kurang lebih 3-4 jam.
Inilah Desa wisata Wae Rebo yang terletak di atas perbukitan Kota Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sepadan dengan jerih payah perjalanan, para pengunjung akan disuguhkan dengan panorama keindahan alam yang seolah tiada dua.
Setelah tiba, rasa lelah mungkin akan sirna seketika, apalagi setelah melihat rumah-rumah adat berbentuk kerucut khas Nusa Tenggara Timur yang berdiri dengan gagah di tengah lembah yang hijau.
Adalah mbaru niang, seolah diadopsi dari gambar lukisan magis yang sulit dipercaya eksistensinya, ketujuh rumah kerucut itu tersusun apik dan membuat pemandangan kampung unik ini tampak begitu sempurna.
Baca Juga: Mengenal Numismatik, Hobi yang ‘Disulap’ Jadi Karir oleh Para Pecinta Uang Kuno
Dengan suguhan keindahan itu, tidak mengherankan apabila desa adat ini telah diakui oleh UNESCO dengan menyandang sebagai Top Awards Excellence pada Asia Pacific Heritage Awards tahun 2012 silam.
Selain itu, Wae Rebo juga menyabet gelar dari The Spectator Index sebagai kota kecil tercantik peringkat dua di dunia setelah Rothenberg ob der Tauber Jerman.
Sebagaimana diketahui, Dengan total rumah yang berjumlah tujuh bangunan, rumah kerucut ini disusun mengitari batu melingkar yang disebut compang.
Baca Juga: Bongkar Peluang Bisnis Bercuan dari Investasi Uang Kuno, Menguntungkan?
Usut punya usut, compang ini adalah batu sakral yang digunakan oleh warga Wae Rebo untuk aktivitas upacara adat untuk menghormati alam, para leluhur, dan Tuhan-Nya.
Setiap sudut mbaru niang ini adalah mahakarya yang memukau—dari dinding hingga jumlah tingkatannya.
Atap mbaru niang ini terbuat dari rajutan daun lontar yang ditutup oleh ijuk, sedangkan struktur rumah kerucut ini memiliki lima tingkat yang tiap detailnya memiliki fungsi tersendiri.
Baca Juga: Keren! Kolektor Asal Madiun Ini Punya 233 Koleksi Uang Kuno dari Berbagai Generasi
Apabila Anda berkunjung, jangan lewatkan kesempatan seru dengan mencoba beragam aktivitas menarik yang siap memberikan kenangan berharga, seperti:
Pertama, Anda bisa menginap selama 1-2 hari di rumah adat mbaru niang. Di sini, Anda akan berbaur menjadi bagian dari kehidupan desa dengan merasakan sambutan yang hangat dan menyelami harmonika tradisi budaya yang unik.
Kedua, jika beruntung, Anda bisa menyaksikan momen magis upacara tradisional penti yang dilaksanakan per satu tahun sekali. Ritual adat ini adalah bentuk rasa syukur warga desa atas hasil panen yang melimpah.
Ketiga, Anda bisa mengeksplor spot-spot alam yang tersembunyi di setiap sudut desa Wae Rebo. Alam yang indah dan didukung sentuhan pose yang unik tentu bisa menghasilkan foto yang Instagram-able.
Nah, apakah Anda tertarik dan memiliki keinginan untuk berkunjung di Desa Wae Rebo ini? ***