
inNalar.com – Tahukah bahwa mata uang rupiah bukan sekadar menjadi alat tukar pembayaran yang sah, melainkan juga simbol kedaulatan bangsa Indonesia dalam pandangan ekonomi.
Sejak kemerdekaan hingga sekarang, mata uang ini telah mengalami berbagai perkembangan signifikan yang mencerminkan perjuangan bangsa.
Baik itu dalam hal bentuknya, nilai, maupun kebijakan moneter, rupiah selalu setia menemani jejak perjalanan bangsa.
Baca Juga: Disebut Mengandung Emas, Ini Fakta Menarik Uang Koin 500 Tahun 1991 dan Koin 1.000 Kelapa Sawit
Sejarah dimulainya yang ini adalah ketika adanya Oeang Republik Indonesia ORI tahun 1946 hingga pengukuhannya sebagai uang nasional pada tahun 1950.
Agar lebih memahami sejarah panjangnya, mari kita simak perjalanannya dari masa ke masa berikut ini.
Era Oeang Republik Indonesia atau ORI
RI sebelumnya pernah menggunakan ORI sebagai mata uang lho.
Baca Juga: Jadi Salah Satu yang Termahal! Uang Koin Langka Rp25 Tahun 1996 Punya Nilai Jual Tinggi
Uang jenis ini mulai beredar pada 30 Oktober 1946, sekaligus menjadi momen simbolis kemerdekaan bangsa, merdeka secara finansial.
Sementara, pada 17 Agustus 1950, rupiah diputuskan sebagai mata uang pertama Indonesia.
Bank Indonesia selaku bank sentral pertama kali mencetak dan menerbitkannya pada tahun 1953.
Baca Juga: Keren! Desa Adat di Bali ini Raih Rekor MURI Berkat Pengelolaan Sampah Berbasis Kearifan Lokal
Perkembangan Desain dan Pecahan Secara Periodik
Mata uang rupiah terus mengubah desain dan pecahannya dari waktu ke waktu. Desain ini menampilkan pahlawan nasional, keindahan alam, dan kebudayaan.
Pada setiap edisi terbarunya, terjadi perubahan visual dan tentunya perkembangan keamanan uangnya demi mengantisipasi pemalsuan uang.
Pada awalnya rupiah hanya tersedia dalam nominal kecil. Namun seiring berkembangnya zaman, berbagai pecahan mulai diterapkan mulai dari 1000 hingga 100,000.
Baca Juga: Inilah 3 Keunikan Uang 1.000 Seri Soekarno yang Dicari Oleh Para Kolektor di Indonesia
Nilai Tukar dan Fluktuasi
Tak dapat terbantahkan bahwa nilai tukarnya terhadap valas sangat fluktuatif.
Faktor-faktor seperti perlindungan global, kebijakan moneter, dan stabilitas politik nasional memengaruhi perubahan.
Krisis moneter Asia pada tahun 1997-1998 adalah salah satu momen yang meninggalkan dampak besar terhadap nilai Rupiah.
Pada masa itu, nilai tukar Rupiah terhadap dolar melemah tajam dari 2.000 menjadi lebih dari 15.000.
Akibatnya, harga produk impor meningkat drastis dan inflasi tak dapat dihindari. Namun, tekanan pemerintah bersama Bank Indonesia berhasil memulihkan stabilitas ekonomi.
Bank Indonesia sekarang telah memastikan stabilitas pada kursnya sendiri agar kompetitif di pasar global.
Rupiah pada Era Digital
Perubahan menuju digitalisasi uang ini terbukti dengan berkurangnya pembayaran secara tunai.
Bank Indonesia mengadaptasi perubahan ini dengan meluncurkan program Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang memungkinkan pembayaran non tunai lebih mudah dari sebelumnya.
Dengan QRIS, Anda bisa membayar di toko, pasar tradisional, atau kafe dengan hanya memindai sebuah barcode.
Meski penggunaan uang tunai tetap ada, langkah ini memperlihatkan bahwa Rupiah juga mengikuti perkembangan teknologi.***(Valencia Amadhea Christiyadi)