

inNalar.com – Baru-baru ini tim ahli nuklir dari Amerika Serikat melakukan pengujian kandungan uranium di Kalimantan Barat.
Riset yang dilakukan oleh ilmuwan nuklir dari Amerika Serikat di Kalimantan Barat itu menggelontorkan biaya sebesar 9 juta US dollar atau Rp 134,6 miliar.
Kalimantan Barat dipilih sebagai lokasi riset, pasalnya terdapat potensi uranium yang cukup besar di daerah tersebut.
Pemerintah Indonesia pun sejak lama mempertimbangkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat.
Namun banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah, karena menyangkut risiko yang bisa saja terjadi di Kalimantan Barat.
Dikutip dari berbagai sumber, potensi kandungan uranium di Kalimantan Barat mencapai 26 ribu ton.
Baca Juga: Dibangun 60 Tahun Lalu, Perusahaan Perkakas di Surabaya, Jawa Timur Ini Kian Gerogoti Pasar Global
Seperti yang sudah diketahui, uranium merupakan bahan baku nuklir yang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal.
Lokasi terbanyak adanya uranium di Kalimantan Barat yakni di Desa Nanga Kalan, Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi.
Uranium yang ada di Kabupaten Melawi Kalimantan Barat juga menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Pecah Rekor? Jawa Barat Punya Wilayah dengan Tetangga Terbanyak di Indonesia, Diapit 11 Kabupaten dan KotaBaca Juga: Bukan Singkawang, Daerah di Kalimantan Barat Ini Dijuluki Kota Seribu Warung Kopi, Bisa Tebak Dimana?
Badan Tenaga Nuklir Nasional atau sekarang tergabung dalam BRIN, sudah mengkaji uranium di Kalimantan Barat sejak 2018.
Pemerintah sudah melakukan kajian untuk membangun PLTN di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, karena memiliki jaringan transmisi listrik yang memadai.
Berdasarkan kajian dari Batan, di daerah tersebut bisa dibangun PLTN dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt dan 4 x 1.000 megawatt.
Direncanakan, pembangunan PLTN di Kalimantan Barat nantinya akan digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur.
Gubenur Kalimantan Bara pun tidak mempermasalahkan dengan adanya rencana pembangunan PLTN di daerahnya.
Ia hanya menunggu keputusan dari presiden untuk menyetujui rencana proyek strategis nasional tersebut.***