Mengungkap Jejak Dirham di Kerajaan Islam Tertua Indonesia

inNalar.com – Tahukah, dahulu Dirham tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di kawasan Timur Tengah saja lho.

Selain digunakan di daerah Timur Tengah, Dirham juga sempat menjadi mata uang Kerajaan Islam tertua di Indonesia, Samudera Pasai.

Kesultanan Samudera Pasai terletak di Sumatera Utara. Kerajaan Islam ini sejak dulu terkenal sebagai bandar dagang yang maju karena lokasinya yang strategis berada di selat Malaka.

Baca Juga: Jadwal Liga 1 Hari Ini Selasa, 17 Desember 2024 Live Indosiar, Ada Big Match Indonesia Timur!

Sebagai pedagang yang paling maju pada zamannya, Samudera Pasai juga mengeluarkan mata uang ini dengan bahan yang dibuat dari emas.

Kehadiran alat pembayaran ini sudah ada sejak abad ke-13.

Dirham sendiri berasal dari bahasa Yunani drakhma yang berarti perak cetakan.

Baca Juga: Laris Manis, Ini Dia 10 Jenis Koin yang Dicari oleh Banyak Kolektor di Indonesia, Simak Ulasannya

Mata uang ini pertama kali digunakan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad pada tahun 1297 – 1326 dengan satuan emas sepadan dengan 40 grain atau 2,6 gram.

Kemudian penggunaannya yang kedua juga digunakan pada masa Sultan Malik Az-zahir pada tahun 1343 – 1383.

Sultan-sultan kerajaan Islam ini juga menggunakan dirham sebagai alat pembayaran.

Baca Juga: Hanya Berbekal 2 Koin 1990-an Era Soeharto, Bisa Kantongi Jutaan Rupiah dari Kolektor Uang Logam

Alat pembayaran yang digunakan oleh Kerajaan Islam tertua di Indonesia ini pertama kali ditemukan pada tahun 1973 di penggalian situs bersejarah Aceh, pada penggalian tersebut terdapat 11 mata uang dirham.

Ciri-ciri uang jenis ini yang ditemukan di antaranya pertama memuat nama-nama sultan Samudera Pasai yang ditulis dalam bahasa arab.

Baca Juga: 4 Cara Mudah Menjual Uang Kuno agar Laku dengan Harga Tinggi

Kedua, terbuat dari 70 persen emas murni yang dibentuk menjadi bulat.

Uang dengan berat 0,58 gram ini memiliki diameter 10 milimeter dan mutu 17 karat.

Di antara uang-uang tersebut ada dirham yang berukuran sangat kecil dengan berat hanya sekitar 0,30 gram dan diameter 10 milimeter.

Baca Juga: Jadi Saksi Bisu Perjuangan Bangsa, Begini Sejarah Mata Uang Rupiah di Indonesia

Selain terbuat dari bahan emas uang ini juga memuat tahun Hijriah di bawah nama sultan yang tertulis sebesar 6 – 11 milimeter.

Tahun Hijriah ini ditulis dengan menggunakan angka arab atau huruf jawi.

Dirham menunjukan pegaruh kuat Kerajaan Samudera Pasai di Nusantara, uang ini menjadi simbol kuat pengaruh Islam pada masa itu.

Semua bukti itu menunjukan bahwa kerajaan Samudera Pasai begitu masyhur pada masa kejayaannya.***