

inNalar.com – Berlokasi di Kabupaten Kutai Kertanegara, terdapat sebuah desa yang digadang menjadi tertua di Kalimantan Timur.
Kabarnya, desa ini sudah ada sejak zaman kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Idris, yaitu salah satu raja Kerajaan Kutai Kartanegara.
Desa ini pun diresmikan sebagai tempat bersejarah karena menyimpan sejarah dan dijadikan ikon dari Tenggarong, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Tidak Hanya Bugis, Inilah 8 Suku di Sulawesi Selatan yang Budayanya Tersebar di 24 Kabupaten
Dilansir inNalar.com dari berbagai sumber, desa tersebut merupakan Dusun Bensamar yang berlokasi di ibukota Kutai Kartanegara.
Desa ini rupanya sudah menginjak usia 400 tahun dan digadang menjadi yang tertua di Kalimantan Timur.
Memiliki pusat kerajinan dan kesenian, Dusun Bensamar juga memiliki sejarah di balik perjuangan Kerajaan Kutai melawan penjajahan Belanda.
Sayangnya, desa yang didiami oleh kurang lebih 300 penduduk ini tidak terlalu mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.
Diketahui, Dusun Bensamar di Kalimantan Timur ini baru bisa menikmati listrik setelah usianya menginjak 400 tahun, yakni 2019 lalu.
Sebelum itu, masyarakat di desa ini mengandalkan penerangan menggunakan bahan bakar minyak sebagai peninggalan nenek moyang.
Pada tahun 1988, desa pun mendapat bantuan dari perusahaan batubara PT Tanito Harum yang memberikan mesin genset.
Dusun Bensamar hanya dapat menggunakan tiga unit genset untuk penerangan malam hari dari jam 6 sore hingga 12 malam.
Untuk menyambungkan listrik pun, hanya tersedia jaringan yang tersisa 3 kilometer dari kawasan desa ini.
Perhatian tersebut terbalaskan usai pemerintah menetapkan desa ini menjadi Kampung Kutai ikon Tenggarong.
Kebutuhan infrastruktur pun mulai dibangun, tidak terkecuali pelayanan listrik agar dapat dimanfaatkan oleh warga desa.
Hal ini juga mendorong pemerintah untuk memajukan wilayah yang dianggap sebagai tertua di Kalimantan Timur tersebut.
Kehadiran listrik banyak membantu aktivitas sehari-hari warga di desa yang menjadi tertua di Kalimantan Timur ini.
Efek lain yang dirasakan adalah naiknya pendatang yang berencana untuk membuka usaha di desa tersebut.
Dengan adanya listrik dari PLN, masyarakat menjadi lebih sejahtera dan dapat menyulap lokasi menjadi desa wisata di Kalimantan Timur.***