Dihuni Imigran Vietnam Sejak 1977, Kampung di Jakarta Timur Ini Mati Sekejap Ditelan Bencana Dahsyat

inNalar.com – Di balik gemerlap kota metropolitan yang dipenuhi oleh skyscraper yang kokoh menjulang, ada pemandangan yang berbeda dari kampung di kawasan Jakarta Timur ini. 

Bagi masyarakat, gedung-gedung pencakar langit memanglah simbol modernitas dan simbol kesuksesan. Namun, tidak jauh dari hiruk-pikuk Ibukota Jakarta ini, tersembunyi satu kampung yang hampa dengan suguhan puing yang hancur.

Disebutnya kampung mati, potret kontras ini tentu menjadi ironi yang menggugah, potret dua dunia yang bertolak belakang di gemerlap kawasan megapolitan.

Baca Juga: Bikin Tajir, Peluang Bisnis Uang Kuno Ini Bisa Mendapatkan Banyak Keuntungan

Bagi sebagian orang, puing-puing ini kerap dianggap sebagai bangunan yang tidak berguna karena telah usang dimakan usia.

Namun bagi sebagian mereka yang dulu singgah, terdapat untaian kisah dan cerita yang tersimpan di balik setiap retakan—tentang mimpi-mimpi yang terus tumbuh menjalar dan juga tentang kehilangan yang bahkan belum sempat terucap.

Dengan romansa sepi dan sunyi, salah satu potret yang mencolok dari kontras ini adalah ‘Kampung Mati Vietnam’ yang terletak di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca Juga: Kota Seluas 728 Km² Dulunya Bagian dari NKRI, Pasca Pisah Jadi Negara Terkaya di Asia Tenggara

Melansir Konten Youtube Jelajah Kuy, diketahui bahwa Kampung Mati ini punya kisah sejarah yang cukup mencengangkan. Julukan ‘Vietnam’ melekat di kawasan ini karena histori dari desa ini yang notabene-nya adalah tempat penampungan imigran Vietnam tahun 1977.

Potret kehidupan disini tidak berlangsung lama, para pencari suaka asal Vietnam hanya singgah sekitar empat tahun saja. Namun, setelah kepergian mereka, wajah desa ini dialih fungsikan menjadi panti jompo.

Masyarakat yang tinggal disana ternyata meyakini satu kepercayaan misteri, kemunculan buaya kerap dikaitkan dengan pertanda alam, seolah hal ini menjadi isyarat mistis akan datangnya bencana banjir yang siap meluluhlantakkan kawasan sekitar.

Baca Juga: Punya Gua Pemakaman Termahal di Dunia, Warga Kampung Sulawesi Selatan Ini Rupanya Tak Biasa Kubur Mayat

Entah kebetulan semata atau memang takdir Tuhan Yang Esa, bencana banjir memang menjadi tamu langganan di kawasan ini. Puncaknya adalah pada tahun 2002, air bah setinggi satu meter itu menggulung kampung mati ini.

Bahkan, Pemerintah pun dibuat kalang-kabut, karena mereka harus sesegera mungkin mengevakuasi para penghuni yang tersisa di Kampung Vietnam ini.

Sekilas pandang, desa di Kramat Jati ini mungkin terlihat seperti hamparan tanah terlantar yang hanya dihiasi reruntuhan puing yang bisu nan merana. Namun, hingga sekarang desa ini tidak sepenuhnya ditinggalkan begitu saja.

Baca Juga: 43 KM dari Istana Bogor, Desa Paling Unik di Jawa Barat Ini Dijuluki Kampung Berisik, Karokean Kah?

Yuli selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat menyebutkan bahwa kawasan perkampungan yang dinaungi oleh Dinas Sosial DKI Jakarta ini masih ditinggali oleh 17 Kepala Keluarga.

Meskipun sempat direlokasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Rusunawa Cakung, Jakarta Timur. Namun setelah satu hingga dua bulan lamanya, para warga memilih untuk kembali menempati kawasan ini karena tidak sanggup membayar sewa.

Baca Juga: NONTON DI SINI! Link Live Streaming PSS Sleman vs PSIS Semarang Liga 1 Hari Ini GRATIS di Indosiar dan Prediksi Skor

Pemandangan yang mencolok antara banyaknya gedung-gedung pencakar langit dan puing-puing bangunan yang hampir hancur tentu menggambarkan ketimpangan di Ibukota Jakarta.

Bukan hanya perihal estetika atau gegap gempita pembangunan, tapi tentang kampung mati di tengah kota Jakarta yang di dalamnya menyimpan sebuah cerita. ***