Kota Seluas 728 Km² Ini Dulunya Bagian dari NKRI, Pasca Pisah Jadi Negara Terkaya di Asia Tenggara


inNalar.com
– Tahukah Anda, jika dulu di Indonesia ada kota seluas 728 kilometer persegi, namun memisahkan diri dari NKRI?

Bahkan setelah resmi keluar dari NKRI, kota tersebut menjadi negara terkaya di Asia Tenggara.

Wilayah ini dulu pernah menjadi salah satu kota yang dikuasai oleh kerajaan Jawa sekitar abad ke-7 hingga abad 14.

Baca Juga: 43 KM dari Istana Bogor, Desa Paling Unik di Jawa Barat Ini Dijuluki Kampung Berisik, Karokean Kah?

Tentu sangat disayangkan, apalagi kota ini berada pada kawasan strategis jalur perdagangan internasional.

Kota seluas 728 Km² itu bernama Singapura yang akhirnya lepas dari Indonesia pada akhir abad 14.

Mengutip Jurnal Lektur Kegagamaan berjudul “Tumasik: Sejarah Awal Islam di Singapura (1.200-1.511 M)”, Singapura awalnya disebut sebagai Temasik atau Tumasik, yang berarti “Kota Laut” dalam bahasa Jawa Kuno.

Baca Juga: Intip Perbedaan Ciri-Ciri Koin Rp 100 Rumah Gadang yang Asli dan Hasil Rekayasa

Sejarah juga mencatat bahwa nama Temasik muncul pada abad ke-14 dan disebut dalam berbagai catatan seperti Nagarakretagama.

Legenda Melayu turut menyatakan bahwa asal-usul Singapura berawal dari kisah Sang Nila Utama.

Dia adalah seorang pangeran kerajaan Sriwijaya yang sedang berlayar menunju Semenanjung Malaya.

Baca Juga: Prediksi Malaysia vs Singapura di Piala AFF 2024, Partai Pembuktian Terakhir Pau Marti Vicente Tukangi Harimau Malaya

Ketika berlabuh di sebuah pulau, ia melihat seekor binatang yang dinyakini sebagai singa. Meskipun faktanya tidak ada singa di Asia Tenggara.

Atas kejadian tersebut, Sang Nila Utama lantas menamai wilayah itu dengan julukan “Singapura”. Kata tersebut berasal dari bahasa Sanskerta, Singa berarti singa dan pura diartikan kota.

Di masa pra modern, Singapura merupakan bagian dari kerajaan-kerajaan besar di Nusantara dan Semenanjung Malaya.

Baca Juga: Prediksi Villarreal vs Rayo Vallecano di Liga Spanyol 2024-2025

1. Kerajaan Sriwijaya (abad 7 – abad 13)

Pada masa ini Singapura atau Temasik berfungsi sebangai pos perdagangan penting dalam jaringan maritim kerajaan Sriwijaya.

2. Kerjaan Majapahit (abad 14)

Abad ke-14, wilayah ini resmi jatuh di bawah kekuasaan Majapahit, yang merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.

Baca Juga: Uang dengan Emisi 2005 – 2014 Diprediksi Akan Mengalami Kenaikan Harga, Segera Simpan Uangnya

3. Kesultanan Malaka

Ketika Parameswara, seorang pangeran Palembang melarikan diri dari serangan Majapahit pada akhir abad ke-14.

Ia lantas menjadikan Malaka sebagai kekuasaan baru dan memasukkan Singapura dalam wilayah kekuasaannya.

Baca Juga: Dulunya Kumuh, Kini Kampung Unik di Pusat Kota Tangerang Ini Berubah Drastis Jadi Begini

4. Kesultanan Johor-Riau

Setelah runtuhnya Malaka akibat serangan Portugis pada tahun 1511, Singapura lantas menjadi bagian dari Kesultanan Johor-Riau yang melanjutkan dominasi Melayu-Islam pada wilayah tersebut.

Peralihan Kekuasaan Inggris dan Peran Raffles

Memasuki abad 19, Eropa mulai mendominasi kolonialnya di Asia Tenggara.

Kekuasaan atas Singapura akhirnya berpindah tangan dari Kesultanan Johor kepada pihak Inggris melalui langkah strategis Thomas Stamford Raffles.

Raffles yang kecewa dengan kebijakan Belanda di Jawa, melihat potensi Singapura sebagai pusat perdagangan strategis.

Hingga tepat pada 19 Januari 1819, ia menandatangani perjanjian dengan Temenggong Abdul Rahman dari Johor untuk mendirikan pos dagang Inggris di Singapura.

Langkah tersebut kemudian menandai dimulainya era modern Singapura sebagai bagian dari koloni Inggris.

Baca Juga: Hoaks! Uang Kuno Seri Soekarno yang Bisa Melengkung Sendiri Ternyata Palsu, Ini Faktanya

Sebelum menjadi negara maju seperti sekarang, Singapura pernah dijajah oleh Inggris dan jadi bagian dari Malaysia.

Mereka resmi merdeka pada tanggal 9 Agustus 1965 setelah keluar dari Malaysia.

Temasik atau yang kini dikenal Singapura ini berada di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 km (85 mi) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara.

Baca Juga: Mau Terjun ke Dunia Numismatik? Kenali Potensi Untung Investasi Koleksi Uang Kuno

Kini usia kemerdekaan Singapura telah mencapai 59 tahun.

Dengan luas 728 kilometer persegi, penduduk Singapura tercatat telah mencapai 5,83 juta jiwa pada tahun 2024.

Negara ini diketahui sangat bergantung pada sektor industri dan jasa, serta pariwisata untuk kegiatan perekonomiannya.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Live Score Valencia vs Espanyol di Liga Spanyol 2024, Duel Sengit Sarat Akan Gengsi

Negara yang awalnya sebuah kota bagian dari Indonesia tersebut kini menjadi negara terkaya serta terbesih di Asia Tenggara.

Selain menjadi pusat bisnis terbesar, Singapura juga memiliki pendidikan dengan peringkat tinggi untuk level Asia bahkan seluruh dunia.

Baik itu lembaga pendidikan negeri maupun swasta, negara seluas 728 km ini juga mempunyai inovasi dan kualitas pendidikan yang unggul sebagai daya tarik seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU).

Baca Juga: Uang Langka Berbahan Emas, Koin Pecahan Rp10.000 Tahun 1970 Ini Bisa Laku Jutaan Rupiah

Meski wilayahnya kecil, Singapura ternyata memiliki destinasi wisata dan infrastruktur menarik serta modern.

Tempat-tempat yang sering dikunjungi seperti Marina Bay Sands hingga Merlion Park.

Dengan industri yang sudah maju, biaya hidup di Singapura bisa dibilang tinggi. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti lokasi dan akses yang strategi, gaya hidup dan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Hampir 90 Persen Hutan, Desa Unik di Cimahi Selatan Ini Jadi Surganya Singkong: Adat Sundanya Sangat Kuat!

Menurut sumber terpercaya, apabila Anda ingin memiliki tempat tinggal di Singapura berupa apartemen, Anda perlu merogoh kocek sekitar 28.073 dolar Singapura.

Dengan fakta-fakta tersebut, tak heran jika kota yang awalnya bagian dari Indonesia ini kini menjadi negara terkaya di Asia Tenggara.