Begini Jika Sultan Kampung di Pelosok Jawa Barat Nikah, Tradisi Unik Seserahan Sunda Ini Bikin Melongo

inNalar.com – Pernikahan di pelosok kampung Jawa Barat ini sangat unik. Pasalnya, tradisi ini bak seserahan sultan di Tanah Sunda yang punya nuansa khas, bahkan bisa membuat sebagian orang melongo.

Konon katanya, simbol kehormatan dan kesungguhan bagi sepasang mempelai di adat Sunda ini tercermin dari tradisi pemberian seserahan pernikahan yang mewah, lho!

Seserahan unik ala sultan di pelosok kampung Jawa Barat ini bukan hanya sekedar hadiah, tapi lambang kasih sayang yang tulus dari keluarga kedua pengantin.

Baca Juga: Segini Harga Uang Kertas Kuno Rp100 Gambar Perahu Pinisi Tahun 1992, Jangan Sampai Keliru!

Menyadur konten Youtube Garut Turunan Kidul, terdapat tradisi pernikahan yang unik di Kampung Ciparumpuk, Desa padahurip, Kecamatan Banjarwangi.

Dengan medan pijak yang sangat luar biasa, dimulai dari tanjakan hingga mengarungi derasnya arus sungai, iring-iringan pengantin berjumlah 1000 orang ikut serta untuk mengiringi mempelai pria.

Para pengiring pun juga membawa seserahan ala-ala sultan yang luar biasa mewah—segala perabotan berat hingga kotakan kardus tidak luput dijinjingnya.

Baca Juga: Cara Menjual Uang Rp1000 Kelapa Sawit agar Laku Mahal, Bisa Dicoba!

Lalu, apa saja sih barang-barang seserahan mewah pengantin saat gelaran pernikahan di kampung unik di Garut, Jawa Barat ini? Yuk, simak detail tradisi uniknya berikut ini.

Pertama, seolah tidak pernah tertinggal, piranti perlengkapan ibadah bagi umat Muslim akan selalu menjadi primadona. Perlengkapan ibadah ini biasanya berisikan mukena, al-Qur’an, sajadah, dan tasbih. Hal ini melambangkan bahwa pernikahaan yang mereka jalani adalah bentuk ibadah panjang manusia dengan Rab-Nya

Kedua, iring-iringan mempelai ini juga membawa satu set peralatan tidur seperti kasur, dipan, lemari berkualitas premium. Tidak hanya itu, piranti-piranti seperti sprei, bed-cover pun juga dibawa, lho! Konon katanya, peralatan tidur ini melambangkan kehidupan pasangan yang penuh dengan damai.

Baca Juga: 5 Uang Kertas Jadul Paling Dicari Kolektor, Investasi Ini Siap Ketiban Rezeki Jutaan Rupiah!

Ketiga, para pengiring pengantin mempelai laki-laki di Garut, Jawa Barat juga membawa satu set peralatan mandi seperti bak mandi, sabun, shampo, lulur, handuk, dan sikat gigi. Usut punya usut, perlatan mandi ini ternyata merupakan simbol dari kesejahteraan dan kebersihan yang diharapkan akan senantiasa terjaga selama hidup.

Keempat, mereka juga membawa seserahan satu set alat dapur seperti panci, wajan, kompor, dan masih banyak lagi. Uniknya, peralatan dapur ini dipercaya sebagai simbol dari kerja sama yang erat para pengantin ketika mengarungi bahtera rumah tangga.

Kelima, satu set alat make-up yang dilengkapi dengan satu set meja rias pun juga menjadi seserahan pengantin Sunda Garut ini. Bukan hanya sekadar furniture, makna pemberian ini ditujukan agar mempelai perempuan bisa menjaga keelokan parasnya untuk sang suami kelak.

Baca Juga: Fotografer Minggir Dulu! Berkunjung ke Desa Unik di Banten Ini Dilarang Memotret: Konsekuensinya Bikin Ngeri

Keenam, pakaian juga menjadi barang bawaan mempelai laki-laki di Garut. Tidak hanya kebaya dan pakaian tidur, pakaian dalam wanita juga menjadi piranti seserahan. Dikemas dalam bentuk menarik, barang-barang ini melambangkan bahwa kedua mempelai akan mengarungi hidup tanpa rahasia.

Ketujuh, piranti seserahan yang tidak kalah penting adalah perhiasan yang diberikan kepada mempelai perempuan. Perhiasan ini biasanya berupa kalung, anting, cincin, gelang, atau bahkan liontin. Menurut kepercayaan sekitar, perhiasan adalah lambang pengikat kedua mempelai agar selalu hidup bersama.

Kedelapan, yang paling unik dari seserahan pernikahan di Garut adalah Domba. Nah, Domba ini merupakan simbol keberkahan bagi para pengantin.

Bagaimana, siapkah Anda para lelaki jika hendak menikai wanita berdarah Sunda?

Segenap tradisi seserahan mewah di Garut, Jawa Barat, secara tidak langsung telah memberi pengajaran kepada manusia untuk menghargai tiap-tiap perjalanan hidup—khususnya dalam pernikahan. ***