Keruk 118.017 Ha Nikel Sulawesi, Raja Tambang Sorowako Ini Punya Pabrik Pengolahan Jauh Sebelum Tren Hilirisasi RI

inNalar.com – Telah berdiri sejak tahun 1968, perusahaan tambang di Sulawesi ini sudah terapkan konsep hilirisasi sebelum diusulkan oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI).

PT Vale Indonesia (dulu dikenal dengan nama PT INCO) telah menerapkan operasi tambang nikel berkelanjutan di blok Sorowako, Sulawesi Selatan.

Selama lebih dari 5 dekade beroperasi, PT Vale menjalankan proses pertambangan dan pengolahan nikel dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Baca Juga: Perusahaan Batu Bara Kalimantan Timur Ini Mulai Gerogoti Bisnis Tambang Australia Senilai Rp7,2 Triliun

Salah satu wujud keberlanjutan tersebut adalah penggunaan energi dari sumber energi terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

PT Vale Indonesia memaksimalkan penggunaan energi tersebut melalui pengoperasian 3 Unit pembangkit listrik tenaga air, yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe.

Terhitung sejak berdirinya, di usia yang baru 9 tahun, PT Vale meresmikan fasilitas untuk penambangan beserta pabrik pengolahan nikel.

Baca Juga: Desa Unik di Hutan Garut Ini Terapkan 3 Aturan Aneh, Salah Satunya Warga Dilarang Jadi PNS

Peresmian fasilitas milik perusahaan tambang nikel di Sorowako tersebut kala itu dihadiri oleh Presiden Soeharto dan lebih tepatnya dilaksanakan pada tahun 1977.

Melalui pabrik pengolahan nikel yang telah dibangun di Sorowako inilah PT Vale Indonesia telah meningkatkan nilai jual nikel menjadi lebih tinggi karena telah melalui proses pengolahan.

Strategi tersebut kini lebih dikenal dengan sebutan hilirisasi.

Baca Juga: 3 Manfaat Uang Kuno yang Memiliki Sertifikat PMG dan NGC, Kolektor Pemula Wajib Tahu!

Program hilirisasi sendiri baru menjadi tren di awal tahun 2020, yaitu saat Presiden RI ke-7 Joko Widodo mengumumkan larangan ekspor barang mentah dan mewajibkan hilirisasi.

Sebelum digaungkannya kewajiban hilirisasi tersebut, perusahaan nikel di Sorowako, Sulawesi Selatan ini sebenarnya telah terlebih dahulu menerapkannya lebih dari 40 tahun lamanya.

Adapun produk akhir yang dihasilkan oleh PT Vale Indonesia, yaitu berupa nikel dalam matte.

Seiring dengan berjalannya waktu, PT Vale tumbuh menjadi perusahaan tambang terkemuka dan mengembangkan proyeknya di dua wilayah lainnya.

Kedua wilayah tersebut yaitu Blok Bahodopi di Sulawesi Tengah dan Blok Pomala di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Digunakan di Era Soeharto, 2 Koin Kuno Cetakan Emisi 1970-an Ini Paling Banyak Diburu Kolektor Loh

Jumlah produksi nikel di PT Vale Indonesia terbilang tinggi, yaitu mencapai 75.000 metrik ton per tahunnya.

Berlandaskan pada kontrak antara perusahaan dengan pemerintah untuk melakukan usaha pertambangan, luas konsesi PT Vale yaitu seluas 118.017 hektar yang terbagi di 3 Provinsi.

Adapun pembagian wilayahnya yaitu Sulawesi Selatan seluas 70.566 hektar, Sulawesi Tengah seluas 22.699 hektar, dan Sulawesi Tenggara seluas 24.752 hektar.***