Rahasia Pendidikan Jepang Bocor, Ini Strategi Pembelajaran Buat Anak Agar Memiliki Karakter Unggul

inNalar.com – Masyarakat Jepang dinilai memiliki karakter yang berbudaya, disiplin, pekerja keras, serta mencintai kebersihan.

Sikap itu tentu tidak serta merta muncul dengan sendirinya, namun perlu dilakukan secara berulang-ulang agar menjadi sebuah kebiasaan.

Masyarakat Jepang meyakini bahwa karakter manusia bisa diubah melalui usaha sendiri maupun orang lain, mereka tidak percaya jika manusia sudah memiliki karakter tetap yang tidak dapat diubah sejak lahir.

Baca Juga: Terbentuk Karena Letusan Gunung Berapi, Inilah Cerita Legenda Danau yang Berada di Sumatera Utara

Karakter masyarakat Jepang bahkan telah dibentuk sejak usia dini melalui  pendidikan moral yang disebut doutoku-kyouiku.

Doutoku-kyoiku ini merupakan pendidikan moral yang diajarkan di sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMA, bahkan doutoku-Kyouiku telah mendarah daging dalam kurikulum pendidikan Jepang.

Dari Doutoku-Kyoiku inilah lahir bangsa Jepang dengan karakter yang unggul, bangsa yang memiliki sifat kesopanan, kedisiplinan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Masuk Dalam Daftar Merah Satwa Terancam Punah dengan Status Kritis, Inilah Fakta Menarik Harimau Sumatera

Anak-anak sekolah dasar di Jepang juga sudah diberikan pelajaran life skills, salah satu life skills yang diajarkan adalah bagaimana cara menyeberang jalan dan menaiki kereta.

Hal tersebut tidak hanya berupa teori, namun dipraktikkan secara langsung dengan didampingi seorang guru.

Guru dan para siswa akan bersama-sama menaiki kereta, siswa-siswa tersebut akan dijelaskan tentang segala aspek dasar terkait lalu lintas contohnya seperti pelanggaran.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Drama Korea Horror: Ada Drakor Han Hyo Joo di Netflix yang Bikin Jantung Berdebar!

Menurut Budi Mulyadi seorang Dosen Bahasa dan kebudayaan Jepang Universitas Diponegoro dalam tulisannya Early Childhood Character Education in Japan, membagi pendidikan usia dini menjadi dua yaitu Youchien dan Houikuen.

Youchien bisa juga disebut dengan Taman Kanak-Kanak, sedangkan Houikuen merupakan tempat penitipan anak.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (Youchien) harus didasarkan pada tiga hal berikut, yaitu seorang anak mendapatakan penglaman sebanyak-banyaknya, anak belajar melalui bermain, serta anak perlu berkembang sesuai sifat dan karakternya masing-masing.

Tujuan Houikuen sebenarnya sama dengan Youchien yang meliputi lima aspek yaitu kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial, hubungan masyarakat sekitar, keterampilan bahasa, serta kemampuan artistik dan kreatif.

Anak-anak Jepang sudah diajarkan budaya membungkuk (ojigi) karena hal ini merupakan bagian dari sendi kehidupan masyarakat Jepang, serta agar dapat hidup bermasyarakat dengan baik.

Perlu diketahui bahwa makna ojigi di era modern umumnya digunakan untuk menunjukkan rasa terima kasih, meminta maaf, memohon sesuatu hingga memberi selamat.***

Rekomendasi