

inNalar.com – Muktamar Sufi Internasional 2023 digelar pada 29 Agustus 2023 di Sahid Internasional Convention Centre, Pekalongan, Jawa Tengah.
Acara World Sufi Assembly Conference (Muktamar Sufi Internasional) 2023 selama tiga hari, yaitu sampai tanggal 31 Agustus 2023, turut dihadiri presiden Jokowi.
Dalam Muktamar Sufi Internasional 2023 dihadiri oleh 70 tokoh dari berbagai belahan dunia, diantaranya syekh tarekat, akademisi, ekonom, dan peserta lain dari dalam maupun luar negeri.
Mengangkat sebuah tema yaitu, Karya Sufi Kontemporer di Dunia yang Dinamis. Muktamar Sufi Internasional 2023 ini merupakan konferensi sufi sedunia ke-4.
Pembukaan Muktamar Sufi Internasional 2023 tersebut dibuka oleh Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Pada sambutannya, Presiden Jokowi tak memungkiri masih adanya intoleransi dalam masyarakat Indonesia.
Sehingga diperlukan perhatian bersama dalam meningkatkan toleransi agar perdamaian dunia khususnya Indonesia tetap terjaga.
Baca Juga: Azan Kini Dapat Dikumandangkan Di New York, Walikota Eric Adams: Harus Tumbuh Semangat Inklusivitas
Selain itu juga Presiden Jokowi menekankan akan pentingnya kerukunan, kesatuan, dan toleransi keragaman di Indonesia serta dunia pada umumnya yang tak lepas dari peran penting para ulama dan tokoh agama.
Pada penutupan acara 31 Agustus 2023, menghasilkan 9 paparan mulai di bidang tasawuf hingga pembangunan. Dilansir dari laman jatman.or.id, 9 paparan tersebut meliputi:
1. Ucapan terima kasih para peserta muktamar kepada Prediden Jokowo yang telah mendukung konferensi Sufi sedunia ini, serta kepada Habib Lutfi bin Ali bin Yhya selaku ketua Umum Majelis Sufi Dunia atas berlangsungnya acara.
2. Muktamar ini menyerukan penyatuan, pengorganisasian dan pelembagaan upaya tarekat sufi, serta pembentukan departemen untuk merencanakan, meneliti dan menerapkan strategi sufi kontemporer, untuk memverifikasi asal usul perintah dan mendokumentasikannya.
3. Muktamar ini menyerukan para tarekat Sufi dalam mengembangkan metodologi investasi pada bidang pertanian, proyek pembangunan berkelanjutan dan program energi terbarukan untuk mencapai swasembada ekonomi.
4. Muktamar menyerukan tarekat sufi untuk secara efektif berkontribusi pada pembentukan ekonomi pasar bersama, untuk bekerja sama secara terbuka dengan kamar dagang dan industri dan pertanian.
Baca Juga: Salut! Wali Kota New York Berikan Izin Azan Sholat Jumat dan Bulan Ramadhan Berkumandang Bebas
5. Muktamar menyeru tarekat-tarekat Sufi berkontribusi pada bidang pendidikan dan pengajaran (sekolah dan universitas), menambah keimanan dalam semangat sufi dan melakukan segala kemungkinan untuk membantu generasi menyerap ilmunya.
Sumber paling murni ilmu agama Islam dengan empat dimensi (Islam, Iman, Ihsan, Fiqh Realitas dan Perubahan) untuk mengatasi perilaku dan bias yang dihadapi generasi muda akibat pengaruh media dan jaringan sosial.
6. Peserta konferensi menyerukan pemeliharaan pelaksanaan tahunan konferensi ini di negara tempat Dewan Sufi Dunia berada dan diundang untuk memberikan kontribusi bersama untuk mendukung konferensi, menyelenggarakan sub-konferensi.
Baca Juga: Terbesar ke-3 di Indonesia! Bendungan Rp 2 Triliun di Jawa Barat Ini Sudah 98 Persen Selesai
7. Para anggota Majelis Nasional menyerukan kepada pemerintah dan masyarakat untuk menjunjung tinggi norma-norma keluarga dan komunitas serta menentang segala bentuk propaganda global yang bertentangan dengan hakikat ketuhanan dan mengubah ciptaan Tuhan, seperti LGBT, penyimpangan seksual, dan lain-lain.
8. Muktamar memutuskan untuk mendirikan cabang di setiap benua, jika perlu, bertanggung jawab untuk memperkenalkan Dewan Sufi Dunia, mengembangkan investasi di sektor ekonomi, dakwah, pendidikan dan media, serta menyiapkan portofolio untuk mendukungnya.
Baca Juga: Anggarannya Capai Rp 4,7 Triliun, Pembangunan Lampung Sport Center oleh Pemprov akan Segera Dimulai
9. Muktamar menyerukan kepada saudara-saudara kita di Sudan, Nigeria, Libya, Yaman, Suriah dan negara-negara lain yang menghadapi kekacauan internal untuk memajukan dialog dan kepentingan nasional.
Pada akhirnya, tentu saja, kami terus berupaya mencari solusi terhadap permasalahan besar dunia Muslim di Yerusalem dan Palestina.***