
inNalar.com – Seperti tergerus dalam laju kompleksitas globalisasi yang kian menggulung, tradisi di Indonesia tampak seperti perlahan terkubur di tengah ombak modernitas yang tidak bisa dibendung. Akan tetapi, satu suku di Sumatera Barat ini agaknya berbeda, mereka tetap mengabdikan satu ritual kecantikan yang membuat bulu roma tegak sempurna.
Penasaran dengan suku ini? Mereka adalah Suku Mentawai, yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Hingga kini, mereka masih gigih untuk menggenggam erat warisan budayanya. Nama tradisi kerik gigi yang unik ini adalah ‘Pasipiat Sot’.
Uniknya, tradisi ini menjadi standar yang dieluhkan, tapi mengharuskan para wanita harus mengerik seluruh giginya. Bukan hanya sekedar tampil cantik, kerik gigi Suku Mentawai ini adalah simbol kedewasaan bagi mereka.
Melansir laman resmi sidadok.disbud.sumbarprov.go.id, ritual meruncingkan gigi suku asli pedalaman Sumatera Barat ini telah ada sejak tahun 500 SM, bebarengan dengan eksistensi suku itu sendiri.
Biasanya, para wanita akan mengerik giginya ketika memasuki usia remaja atau saat hendak menikah.
‘semakin runcing, semakin menawan’ itulah tradisi unik yang mereka percayai. Tidak mengherankan apabila prosesi kerik gigi ini sangat dinantikan oleh kaum perempuan yang mendiami Pulau Siberut itu.
Baca Juga: Unik, Kolektor asal Surabaya Ini Punya Uang Selebar Kertas Koran, Asli atau Palsu?
Untuk meruncingkan gigi, hal ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang tangan, lho! Kewenangan ini mutlak disandang oleh Sikerai, sebutan untuk Kepala Suku atau dukun.
Namun karena tradisi unik ini tidak mengandung sisi religius dan pure untuk estetika, ada versi yang membilang bahwa kerik gigi boleh dilakukan oleh siapapun—selagi orang tersebut pria dewasa berpengalaman.
Nantinya, gigi yang diruncing ini akan dibentuk sedemikian rupa hingga serupa dengan bentuk segitiga. Biasanya, alat kerik gigi yang digunakan warga suku di Sumatera Barat ini bentuknya sebilah kayu atau besi yang sudah diasah lebih tajam.
Baca Juga: Cacat Tapi Bawa Cuan? Ini Dia Alasan Uang Rusak Justru Dihargai Lebih Mahal
Dalam tiap jeda pengerikan, waktu istirahat tidak berlangsung lama karena total gigi yang dikerik biasanya mencapai 23 biji.
Selain lama, tentu proses ini juga sangat menyakitkan. Tapi apa boleh dikata, menjadi cantik adalah impian tiap wanita, kan?
Biasanya, rasa sakit saat kerik gigi diakali dengan menggigit buah pisang yang masih mentah, sembari mendengar lantunan lagu yang sengaja dinyanyikan oleh warga Mentawai, niat hati mereka adalah untuk menghibur sang empunya gigi yang tengah di kikir. Konon, rasa sakit ini akan dirasakan selama lima hari berturut-turut.
Namun, tradisi ini sudah tidak menjadi suatu keharusan bagi para wanita Suku Mentawai. Karena saat ini, kewajiban kerik gigi hanya ditujukan untuk istri dari golongan terkemuka. ***